Integritas dan Kredibilitas Media Penting dalam Memotivasi Masyarakat Saat Pandemi Covid-19

27 Juli 2020, 18:22 WIB

Webinar “Peran Media Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Menuju Indonesia Tangguh Berdasarkan Pancasila”yang digelar PT. Suara Dewata Media di Dinas Kominfo
Kabupaten Tabanan/ist

Tabanan –  Saat pandemi virus corona Covid-19 peran media massa memiliki peranan penting dalam membangun optimisme masyarakat sehingga tetap produktif karenanya media dituntut menjaga integritas dan kredibiltasnya.

Demikian beberapa poin penting yang mengemuka dalam Webinar “Peran Media Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Menuju Indonesia Tangguh Berdasarkan Pancasila”yang digelar PT. Suara Dewata Media di Dinas Kominfo
Kabupaten Tabanan, Senin, (27/07/2020).

Webinar dihelat untuk mendorong media dalam pembuatan narasi-narasi berita
agar menumbuhkan optimisme masyarakat saat menghadapi pandemi Covid-19.
Dengan demikian, dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, masyarakat dapat
menghasilkan produktivitas untuk menuju Indonesia yang tangguh
berdasakan Pancasila.

Saat membuka webinar, Bupati Tabanan Ni Putu
Eka Wiryastuti sangat mengapresiasi kegiatan webinar yang
diselenggarakan media online Suara Dewata di tengah Covid-19.

“Dengan adaptasi kebiasaan baru masyarakat harus tetap bisa berusaha
bangkit dari keterpurukan ekonomi. Seperti mengayuh sepeda, jika dulunya
mengayuh dengan cepat, sekarang mengayuh lambat asal tetap berjalan dan
tidak jatuh,” ucapnya.

Karenanya, Eka menyarankan masyarakat saat
menghadapi Covid-19 untuk memproduksi jamu-jamuan herbal yang diwariskan
oleh leluhur agar bisa menjaga kondisi tubuh.

“Dan
juga, ditengah Covid-19 media diharapkan memberitakan hal yang dapat
membangun optimisme di masyarakat dan bertahan hidup ditengah Covid-19,
sehingga menjadi motivasi masyarakat ditengah Covid-19,” ucap Eka
Wiryastuti yang sekaligus membuka Webinar tersebut melalui aplikasi
virtual zoom.

Acara dimoderatori Panca Wardani
Lodra menghadirkan pembicara Direktur Bali Ekspress, I Putu Suyatra, Ketua AJI
Denpasar, Nandang Astika, Dosen FISP UNUD, DR Ni Made Ras Amanda
Gelgel,dan Direktur Bali Business Network, I Made Abdi
Negara sebagai narasumber.

Dosen FISP UNUD, DR Ni Made Ras Amanda Gelgel, mengatakan, saat ini hoax Covid-19 telah
menyerbu Bali dan Pers justru disalahkan hoax itu sendiri.

Menurutnya, Pers menyebarkan informasi apa yang mereka dapat dan secara
umum Covid-19 telah menginfeksi banyak negara. Dari Covid-19 banyak
dampak yang terjadi, seperti krisis ekonomi dan krisis kemanusiaan,
terutama pada Pancasila. 

Lantas, dimana
hubungannya dengan Pancasila? Adanya Covid-19 saat ini justru
Sila kedua yakni Kemanusian Yang Adil dan beradab menjadi dampak dari
Covid-19 itu sendiri. Bahwa banyak orang terdampak Covid-19 akan
menjauhi sesama manusia, bahkan adanya perlakuan tidak baik kepada
manusia. 

“Dampak Covid-19 pada Pancasila yakni
pada sila ke dua adanya diskriminasi, hoax dan ujaran kebencian
terhadap manusia, kita juga melihat diskriminasi terhadap tenaga medis,
bahkan tidak diterima pulang ke rumah oleh masyarakatnya sendiri,” tuturnya.

Selain itu, kekuatan media sosial
yang menggunggah informasi setiap detiknya sangat berbahaya dan bisa
mengarah hoax tanpa bukti yang benar. Hal ini sangat mengkhawatirkan dan
dapat membunuh kita dengan adanya isu-isu yang tidak benar, ditambah
lagi adanya isu bahwa Covid-19 adalah konspirasi global yang ada di Bali
dan menjadi sorotan nasional. 

Kalau
masyarakat mampu melawan hoax ini Covid-19 cepat berlalu. Apabila 20
persen akan tahan missinformasi maka proses pencegahan akan jauh lebih
penting, jadi perlunya masyarakat untuk bisa membedakan mana hoax dan
bukan.

“Di sini Pers berperan dalam hal itu, bahwa Pers ini ibaratkan
bagian dari hand sanitizer dalam pembuatan berita, sehingga informasi
yang disampaikan bersih, kredibel dan akurat,” jelasnya.

Dalam pandangan Direktur Bali Business Network, I Made Abdi Negara, saat ini kita sudah pada tatatan baru, dimana
setiap perkembangan Covid-19, kebijakan Pemerintah sangat cepat
perubahannya dan ini kita harus ikuti.

Jangan sampai, berpikir pesimis bisnis akan tutup dan bangkrut, ternyata ada yang
sukses dalam menghadapi covid-19. Untuk itu, peran media sangat
diperlukan untuk memberitakan dan menjaga roda ekonomi dalam kehidupan
di UMKM. Selain itu, Pemerintah harus memberikan stimulus kepada UMKM
agar bisa bangkit kembali ditengah pandemi Covid-19. 

“Media
sangat berperan disana agar UMKM bisa bergerak, sehingga peran media
dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk mandiri,” kata Abdi
Negara.

Abdi menegaskan, untuk
memberikan motivasi kepada masyarakat dalam mengahadapi Covid-19 ini,
justru peran media sangat dibutuhkan dalam memberikan informasi yang
kredibel, integritas dan akurat.

Jangan sampai ada media
dalam membuat berita ternyata medianya tidak memiliki kredibilitas dan
akurasi dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Sehingga perlu
diberikan tindakan tegas kepada media tersebut.

“Jadi tindakan tegas
harus dilakukan kepada media apabila media tidak memiliki integritas dan
kredibel,” imbuhnya.

Sementara, Direktur Bali
Ekspress, I Putu Suyatra mengatakan menghadapi adaptasi kebiasaan baru peran media agar membuat berita yang
berimbang. Dari data yang yang diperoleh pihaknya, dampak dari Covid-19
ini mengakibatkan adanya sekitar puluhan ribu pekerja dirumahkan bahkan
di PHK.

Tidak hanya itu, jumlah penduduk miskin juga bertambah bila
dibandingkan dengan tahun yang lalu. 

“Ini
tanggung jawab kami selaku media untuk memberikan inspirasi kepada
masyarakat di tengah Covid-19, karena sulit mencari orang yang bertahan
hidup di tengah Covid-19, sehingga peran media dapat memberikan
optimisme kepada masyarakat,” ungkap Suyatra.

Bali Ekspress kata dia, selalu ada narasumber yang
jelas dan sudah terkonfirmasi. Sehingga berita yang dimuat dan diedarkan
ke masyarakat merupakan informasi yang benar dan kredibel. 

“Apa
yang kami sampaikan dalam pembuatan berita itu benar, bukan dibuat-buat
atau hoax, karena kami langsung mencari narasumber dan data yang resmi
dalam obyek pemberitaan,” tandasnya.

Ketua
AJI Denpasar, Nandang Astika yang juga menjadi pembicara mengatakan, tema Webinar yang diselenggarakan sangat nasional. Nandang menjelaskan, AJI merupakan organisasi
terindividu dari jurnalis itu sendiri.

Nandang
menerangkan, saat ini harus diakui bersama, baik dan buruknya media
masih dibutuhkan oleh khalayak umum di kalangan masyarakat.
Lantaran masyarakat ingin mendapatkan informasi dan banyak juga
masyarakat tidak bisa mengakses informasi.

“Dari media itu sendiri yang
memfasilitasi untuk menyambung informasi ke masyarakat,” kata jurnaslis TransTv itu. 

Untuk
Media mainstream sebagai fungsi pers, ada banyak fungsinya yakni
memberikan informasi, edukasi, hiburan dan sosial kepada masyarakat
melalui media. Namun belakangan ini, masyarakat justru mengatakan berita
yang dimuat media mainstream dikatakan berita hoax.

Hal
ini terjadi karena tidak sependapatnya masyarakat dengan berita itu
sehingga dikatakan berita hoax dan berita bohong.

“Kami menegaskan,
prosesnya bukan asal comot dan asal contek, yang pasti sudah sesuai
wawancara dan tidak membuat berita yang tidak ada pernyataan resmi dari
narasumber,” terangnya sembari menambahkan, media tidak hanya
menulis yang baik di Pemerintah saja, karena media punya kontrol sosial
dan boleh memberitakan yang tidak baik di Pemerintah. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini