Mahasiswa UNY Sulap Kandang Jadi Smart Farm Penghasil Telur Omega-3 Terbaik Lewat Inisiatif ‘ChickenZ’

Bantul– Stereotip peternakan yang kotor dan konvensional kini telah ditantang. Lima mahasiswa visioner dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuktikan ranah peternakan bisa menjadi arena inovasi teknologi tinggi dan peluang ekonomi hijau bagi generasi muda.

Melalui program ChickenZ, tim ini tidak hanya memproduksi komoditas unggul—telur omega-3 fungsional dan ayam DOC (Day Old Chick)—tetapi juga merancang ulang model bisnis peternakan dengan mengadopsi konsep smart farming berbasis Internet of Things (IoT).

Lokasinya di Trayeman, Pleret, Kabupaten Bantul, kini menjadi pilot project peternakan generasi baru.

Menjawab Dua Tantangan Kritis: Pakan Mahal & Pangan Fungsional

Ketua Tim ChickenZ, Muhammad Naufal Khoirul Imamilhaq Alhifdi, menjelaskan ChickenZ lahir dari keprihatinan terhadap dua isu krusial di sektor ini. Pertama, melambungnya biaya pakan ternak.

Kedua, rendahnya literasi masyarakat tentang pentingnya pangan fungsional seperti telur omega-3 yang kaya DHA dan EPA untuk perkembangan otak, imunitas, dan kesehatan jantung.

“Generasi muda sebenarnya sangat dekat dengan teknologi. Kami ingin menunjukkan bahwa peternakan juga bisa modern, efisien, dan memberikan nilai ekonomi tinggi. Ini bukan hanya soal beternak, tapi soal meng-hack masalah pangan dengan teknologi,” tegas Naufal, Jumat (28/11/2025).

Pakan Sirkular Berbasis Limbah: Mengembangkan pakan dari limbah organik rumah tangga dan budidaya Azolla. Strategi nol limbah ini memangkas biaya produksi secara drastis sekaligus mewujudkan peternakan yang ramah lingkungan.

IoT-Powered Farming: Mengintegrasikan teknologi IoT untuk memantau suhu, kelembapan, dan produktivitas ayam secara otomatis. Efisiensi operasional pun meroket, menjamin kualitas produksi yang stabil.

ChickenZ: Bukan Sekadar Bisnis, Tapi Gerakan Regenerasi Peternak Muda

Di balik inovasi teknologi, ChickenZ digerakkan oleh semangat interdisipliner dari lima punggawa muda:

Adel Syah Aldita (Biologi): PIC Quality Control & Operational

Eka Nadia Listiyana Putri (Akuntansi): PIC Finance & Accounting

Ananta Dafa Isna Saputra (Pendidikan Teknik Mekatronika): PIC Designer & Technical

Ananda Brian Vicky (Manajemen): PIC Marketing & Sales

Muhammad Naufal Khoirul Imamilhaq Alhifdi (Ketua Tim)

Dibimbing oleh Dzul Fadli Rahman, S.Kom., M.Sc., tim ini berpegang teguh pada prinsip keberlanjutan. Naufal menambahkan, inovasi ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti Zero Hunger (SDG 2), Good Health and Well-being (SDG 3), dan Decent Work and Economic Growth (SDG 8).

Dengan kombinasi inovasi teknologi, keberlanjutan, dan pemberdayaan generasi muda, ChickenZ menjadi contoh nyata model peternakan masa depan: modern, efisien, dan ramah lingkungan.

“Ini adalah bukti bahwa mahasiswa mampu menjawab tantangan pangan nasional dan membuka peluang regenerasi peternak di Indonesia,” tutur Naufal.

ChickenZ tidak hanya berfokus pada produk premium, tetapi juga pada aksesibilitas. Eka Nadia Listiyana Putri, PIC Finance & Accounting, mengungkapkan strategi pemasaran yang agresif menyasar pasar akar rumput di DIY.

“Kami ingin produk sehat seperti telur omega-3 bisa diakses oleh lebih banyak kalangan, bukan hanya konsumen premium. Karena itu kami hadir dengan harga lebih terjangkau,” ujar Eka.

Produk unggulan mereka, telur omega-3 diperkaya DHA dan EPA, kini dipasarkan melalui jaringan Burjo dan Warmindo, warung sayur, distributor, hingga kanal digital seperti Instagram @chickenz.id dan berbagai marketplace.

Lebih dari sekadar menjual, ChickenZ aktif dalam edukasi dan pemberdayaan. Tim ini secara konsisten memproduksi konten tentang peternakan modern, manajemen pakan alternatif, dan membuka peluang usaha bagi Gen Z. ChickenZ benar-benar menjelma menjadi inkubator peternak muda Indonesia.***