Ribut dengan Istri, Petani Muda Gantung Diri di Pohon Kakao

28 Mei 2016, 06:19 WIB
gantung%2Bdiri%2Bselbar%2Bblur
Korban gantung diri saat diperiksa oleh petugas

Kabarnusa.com – Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri, kembali terjadi di Kabupaten Tabanan, Bali. Kali ini, gara-gara masalah sepele ribut dengan istrinya, I Made Semara Dana (35) seorang petani muda Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon kakao.

Korban diketahui keluarga dan warga telah tewas gantung diri di kebunnya, Jum’at (27/5/2016) pagi sekitar pukul 08.30.

 

Informasi di lapangan, sehari sebelumnya, kamis (26/5/2016) sekitar pukul 15.30 korban berpamitan pada iparnya Ni Komang Sintayani akan pergi ke Tabanan menengok salah satu keluarganya yang sakit.

Sebelum pergi korban berpesan pada iparnya tersebut agar Istri korban Ni Putu Talmiasih untuk pulang ke rumah orang tuanya di Desa Galiukir, Kecamatan Pupuan.

“Mendengar pesan tersebut, ipar korban yang juga saksi menduga, antara korban dan istrinya sedang mengalami cek-cok/keributan. Namun saksi tidak terlalu menanggapi karena di keluarga korban memang sudah sering terjadi cek-cok,” ujar Kasat Reskrim, AKP Nyoman Sukanada seijin Kapolres, saat dikonfirmasi, Jum’at (27/5/2016)

 

Keesokan harinya, istri korban saat bersih-bersih di kamar tidur melihat tas yang biasa dibawa korban berada di tumpukan baju yang hendak dicuci.

Istri korban juga menemukan secarik kertas di atas almari pakaian yang berisi tulisan dalam bahasa Bali yang artinya, “Tolong tebus HP saya di Pak Mekel dan berikan kepada Anggi” 

Menemukan hal itu, istri korban lantas memberitahukan kepada kedua mertuanya dan iparnya. Merasa khawatir, istri korban dan anggota keluarga yang lain akhirnya mencari korban di kebunnya yang berjarak sekitar 1 km dari rumah.

Korban akhirnya ditemukan di kebun tergantung di pohon kakao ketinggian sekitar  2,5 meter dengan menggunakann tali plastik warna hijau. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Keluarga korban lantas melaporkannya ke Kelian Dinas, lanjut ke polisi.

Menurut Kasat Reskrim Nyoman Sukanada, berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan oleh tim medis, korban dinyatakan tewas murni karena gantung diri. “Tidak ada luka-luka pada tubuh korban,” ujarnya. 

Di sekitar TKP, tepatnya bekas di kandang kambing, petugas menemukan secarik kertas berisi pesan dalam bahasa Bali yang diduga ditulis korban sebelum bunuh diri.

Isi pesannya “Saya punya satu permintaan, tolong penuhi permohonan ini. Jangan saya dibuatkan banten, kuburlah saya seperti menguburkan bangkai anjing. Maaf saya selalu menyusahkan di sini. Terima kasih”

Menurut Nyoman Sukanada, berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi-saksi, korban nekat bunuh diri dengan cara gantung diri diduga karena sering ribut/ cek cok di keluarganya. Bahkan sebelumnya, korban juga ribut dan bertengkar masalah uang dengan istrinya. (gus)

Baca juga :

Frustrasi Kuliah Tak Kunjung Selesai, Mahasiswa di Tabanan Nekat Gantung Diri

Cekcok dengan Suami, Ibu Muda Gantung Diri 

Sakit Menahun, Petani di Jembrana Nekat Gantung Diri

Depresi, kakek 85 Tahun Gantung Diri di Pohon Jambu

Petani Tabanan Gantung Diri di Pohon Durian

Artikel Lainnya

Terkini