“Semua sampah dari atas dan dari desa dibuang ke sini,” katanya di TPS Palak, Kamis 16 November 2023.
Disebutkan, jika sampah sudah penuh, akan datang alat berat meratakan dan mendorong ke jurang.
“Biasanya dua atau tiga hari sekali. TPSnya sudah lama tidak berfungsi,” katanya. Selama ini, dirinya membeli sampah sampah bernilai ekonomi dari tempat itu seperti botol plastik air mineral.
Kolaborasi Anteraja dan AVO Group, Distribusikan Ribuan Sampah Daur Ulang
Sementara itu, Ketua Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Besakih I Kadek Andreawan, dan I Gusti Ayu Riska Wandari dari Bumdes Desa Besakih mengisahkan permasalahan sampah di kawasan itu sampai dibangunnya TPS3R Palak pada tahun 2011.
Dikisahkan, awalnya bangunan TPS3R yang dilengkapi mesin pencacah, alat pengayak kompos dan lain-lain, namun sepi tanpa ada kegiatan pngolahan sampah.
Sejak tahun 2011, bangunan TPS3R sudah ada namun diserahkan hak guna pakai kepada UPS pada Juni 2022. Bangunan TPS3R dibangun oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali. Tanahnya milik Pemkab Karangasem seluas 38 are.
Edukasi Pungut dan Pilah Sampah TP PKK Bali Sasar Ratusan Anak TK
“Pengelolaannya diserahkan kepada Pemkab Karangasem. Namun TPS3R itu tidak berjalan hingga saat ini, karena tidak ada tenaga yang mengelolah,” cerita Riska.
UPS sendiri merupakan bagian dari Bumdes Desa Besakih itu berdiri pada 2018 dan bergerak pada jasa pengangkutan sampah warga. Di Awal tahun 2018 Riska dan kawan kawan membuat gerakan Ketrok Semprong Kedasi Besakih.
Dijelaskan, kala itu warga membuang sampah di titik-titik yang dilewati wisatawan, seperti jembatan, dan lain-lain. Semua dibersihkan termasuk (sampah, red) yang ada di got-got, bahkan yang ada di jurang di dekat Pura dibersihkan total.
Edukasi Masyarakat Jadi Kata Kunci Penanganan Sampah di Bali
“Setelah gebrakan ketok semprong juga digelar edukasi konser mendatangkan beberapa artis,” kenangnya.
Setelah UPS disahkan Bumdes menjadi unit usaha pada tahun 2018, hingga kini terdapat 218 KK di Desa Besakih yang berlangganan jasa pengangkutan sampah.
Muncul pemikiran waktu itu, UPS tidak hanya melakukan pengangkutan saja, tetapi juga mengolah, sehingga permasalahan sampah bisa tuntas.
Gelar dalam Genggaman, Fokus Pebalap AHM Ukir Sejarah dan Rekor IATC 2023
“Jadi tidak hanya sekadar mengangkut dan memindahkan sampah ke TPS, tetapi juga mengolah sampah di TPS3R Palak,” ujarnya sembari menjelaskan sebelum berpindah ke Palak pihaknya menyewa lahan di Kedundung selama setahun.
Ketua UPS, I Kadek Andreawan menamnbahkan, ia bersama teman teman konsen mengurus sampah dengan sumber daya yang ada walau tidak maksimal.
Dikatakan, UPS boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Dan itu ada payung hukum di Perdes tentang sampah. Selama tidak membebankan desa adat dan desa dinas, kan tidak masalah.
Kinerja Penjualan Eceran Terus Meningkat, Erwin Soeriadimadja: Sejalan Membaiknya Kondisi Perekonomian Bali
“Kita di sini tidak ada kepentingan, selain mengurus permasalahan sampah. Dari dulu kemana sekarang mulai rebut setelah UPS ada kerja sama dengan pihak ketiga,” tegas Andre
Keduanya, Andre dan Riska mengaku mendapat angin segar setelah ada konsorsium Sukla Project yang siap memberikan bantuan berupa dana, pelatihan dan pendampingan serta pengolahan sampah di kawasan tersebut.
PR besarnya mengajak warga memilah sampah langsung dari rumah tangga. Karena hingga saat ini belum bisa merubah minset warga memilah sampah.
Samudera Indonesia Hadirkan Rip Curl GromSearch di Bali, Kembangkan Kemampuan Peselancar Muda
“Edukasi dan pemberdayaan itu yang ditawarkan konsorsium,” tukas Andre.
Ditambahkan Riska, sebagai Unit Pengelola Sampah diperbolehkan bekerja sama dengan pihak lain. Bahkan soal kerja sama dengan pihak lain, peraturannya sudah tecantum di dalam peraturan Bumdes dan Perdes Desa Besakih.
Menggandeng pihak lain justru memberikan keuntungan dalam menangani permasalahan sampah yang ada di kawasan tersebut. Konsorsium telah menawarkan kerja sama: program edukasi, pembuatan green produk dan pengolahan residu menjadi solid recovered fuel (SRF).
Akibatkan Perusahaan Sulit Bersaing Lahirkan Biaya Tidak Masuk Akal, Ekonom: Hapuskan TJSL atau CSR
Melalui kerja sama ini, diyakini tidak ada lagi sampah yang dibuang ke jurang. Juga adanya edukasi kepada warga setempat terkait dengan pengelolaan sampah yang benar.
Pihaknya berharap, adanya Project Sukla, bisa memberi pemahaman kepada warga secara door to door. “Itu harapan kami, dengan adanya kerja sama dengan pihak luar (konsorsium, red), maka akan bisa merubah minset warga dalam pemilahan sampah dari rumah.
“Kita juga harus tegas, kalau sampah tidak dipilah, maka juga tidak akan diangkut dari rumahnya,” sambung Riska.
18 Pejabat Pemkab Karangasem Masuk Tahap Seleksi Administrasi dan Rekam Jejak JPT
Diketahui, Konsorsium Project Sukla pengelolaan sampah di kawasan suci Pura Besakih yang diluncurkan 8 November 2023 diapresiasi dan didukung oleh Pemprov Bali. Bahkan Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya memberi dukungan terhadap project tersebut karena mengelolah sampah yang ada di kawasan Besakih.
“Program ini sejalan dengan visi dan misi Pemprov Bali di bidang lingkungan. Sekaligus menjalankan amanat Pergub Bali 47/2019 tentang Pengelolaan Sampah dari Sumber. Juga SK Gubernur Bali 321 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber di Desa/Kelurahan dan Desa Adat,” kata Sang Made Mahendra.
Kabarnya, rogram ini terganjal kepentingan oknum tertentu yang ingin menggagalkan pelaksanaan program Sukla Project pengelolaan sampah di kawasan suci Pura Besakih.
Doa Bersama Pemilu Damai 2024 di Karangasem, Ini Imbauan Bupati Gede Dana
Berdasar hasil rapat, pada Senin 13 November 2023 dipimpin Bupati Karangasem I Gede Dana dan dihadiri Ketua DPD Bali yang juga mantan Gubernur Bali, I Wayan Koster pengelolaan sampah di kawasan suci Pura Besakih akan dikelola lagi oleh Pemkab Karangasem.
Dikabarkan, Pemkab Karangasem akan mengirim surat ke GoTo Impact agar membatalkan Konsorsium Sukla Project pengelolaan sampah di kawasan suci Pura Besakih.
“Rapat kami semalam (Jumat malam) dengan Gotoimpact telah menyerahkan sepenuhnya kepada konsorsium. Kami tinggal menunggu perkembangan selanjutnya,” kata sebuah sumber dalam pertemuan itu. ***