Turah Widiada: Politik Itu Seni, Butuh Pengalaman dan Kedewasaan Sikap

2 Maret 2021, 17:38 WIB

Anak Agung Ngurah Gede Widiada/ist

Denpasar – Puluhan tahun bergelut dengan dunia politik membuat Anak
Agung Ngurah Gede Widiada semakin menemukan keyakinan, dalam mewujudkan
harapan masyarakat melalui jalur politik yang menjadi pilihan perjuangannya.

Baginya, perbedaan dengan kawan ataupun lawan politik, tidak perlu ditanggapi
sikap penuh ketegangan, yang bisa mematikan rasa sebagai manusia. Karena
itulah, dia memilih memaknai politik tak ubahnya, sebagai seni yang
membutuhkan pengalaman dan kedewasaan bersikap.

“Dalam tersenyum, saya ingin katakan, politik itu seni, supaya politik tidak
disikapi dengan wajah tegang dan kaku,” ucap Panglingsir Puri Peguyangan
Denpasar dalam perbincangan ringan, Selasa (2/3/2021).

Dia melanjutkan, berpikir politik adalah energi kehidupan. Sebab, dalam seni
politik terjadi olah pikir, olah emosi, olah kesadaran, olah gerak dan olah
strategi, olah egoisme.

“Ada olah jiwa dan raga dalam memaknai arti hidup, dari baru bangun sampai
tidur lagi dan bangun lagi dalam putaran sang waktu,” tutur Ketua Fraksi
NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini.

Turah Widiada melanjutkan, dari sanalah energi bekerja untuk jiwa dan raga.

Jika sudah benar benar memahami politik bekerja seperti seni, akan membuat
kesehatan diri dan menuntut tanggungjawab. Kondisi obyektif dan keadaan atau
iklim kehidupan yang telah menjadikan itu semua.

Menurutnya, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Tidak mudah diraih, bila seni
politik untuk meraih tujuan kuasa, dalam setiap periode sistem dan jaman yang
dilandasi konstitusi dalam mencapai kekuasaan.

“Selalu lebih berat, butuh perjuangan dan pengorbanan,” sambungnya. Untuk itu,
bila ingin mencapai puncak-puncak kuasa dalam memaknai seni berpolitik,
disitulah butuh pengalaman dan kedewasaan sikap.

Bagaimana bisa mendengar, serta mampu menikmati nilai nilai yang dibentuk,
dalam olah kebatinan sehingga mampu melahirkan hasil, output rasional berpikir
dalam persepektip meraih keunggulan berkompetisi untuk meraih kuasa yang
ditentukan oleh rakyat.

Jadi, jangan pernah merasa terhina atau malu atau merasa menjadi pecundang.
Dalam proses berdemokarasi di panggung politik, haruss bisa menghargai suara
rakyat.

Jika kemudian, belum mampu meraih suara rakyat seperti yang diinginkan, masih
ada kesempatan berikutnya yang bisa dimanfaatkan.

Bagi Turah Widiada, proses ini selalu hadir dalam setiap momentum konteks
jamannya. Situasi dan kedaaan masyarakat yang terkait dengan napas kehidupan,
iklim atau arus utama politik yang terjadi.

Memilih menjadi kader Partai politik tentu kesadaran untuk perduli proses
kehidupan bernagara bangsa untuk meraih Kuasa sebagai mandat untuk penyeleng
garaan pemerintahan.

Tentu, tidak bisa langgeng untuk selamanya karena menganut sistem demokrasi
yang ada periodennya. Setiap periode akan diperebutkan sesuai perintah
konstitusi.

Sebagai Ketua Bapilu (Badan pemenangan Pemilu) DPW Partai NasDem Provinsi
Bali, dirinya tentu ingin meraih kuasa untuk menjadi kekuatan politik tiga
besar di Bali.

Ini cita-cita yang riil, mampu dicapai bila seluruh potensi kader kader partai
bekerja keras merawat potensi suara yang ada.

“Tentu harus ditingkatkan sesuai rumusan Rakornassus yang telah diikuti dan
akan dibumikan di seluruh DPD Partai NasDem, kabupaten, kota dalam Rakerwil
yang akan datang,” Widiada menegaskan.

Kerja- kerja politik dengan perbuatan hadir di tengah masyarakat yang sangat
berat dengan kehidupan nya karna pademi Covid-19 dan dampaknya membutuhkan
kesadaran kader.

Kader perlu terus menggalang komunikasi, sesama kader dan legislator dan
potensi potensi strategis dimiliki untuk meringankan beban masyarakat.

“Semoga dengan kemampuan kita berbuat walau sekecil apapun, masyarakat Bali
akan menilai keberadaan seluruh kader-kader dan Partai NasDem dan membukakan
hati memberikan pilihan lebih banyak kepada Partai NasDem di Bali pada pemilu
2024 yang akan datang,” harapnya.

Pihaknya mengajak, agar selalu menjaga kohesifitas partai untuk tetap militan
dan solid. “Dengan bersatu, berjuang , menang menjadi tiga besar sebuah obsesi
yg ingin kita wujudkan bersama,. Salam Restorasi,” demikian Turah Widiada .
(rhm)

Artikel Lainnya

Terkini