Warga NTT Banyak Jadi Korban Perdagangan Manusia di Bali

26 Februari 2015, 20:06 WIB

Kabarnusa.com – Kasus perdagangan manusia yang terjadi di Bali banyak memakan korban dari warga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari
laporan yang dikumpulkan Paguyuban Flobamora Bali tercatat sampai bulan
Februari tahun 2015, jumlahnya sudah mencapai belasan orang.

Dari kasus-kasus itu telah diadvokasi tokoh-tokoh NTT yang ada di Bali. Yang lainnya ditampung di rumah-rumah keluarga asal NTT.

Beberapa tokoh asal NTT, menyampaikan aspirasinya kepada 15 orang anggota DPRD NTT yang sedang melakukan studi banding di Bali.

Pertemuan berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan persaudaraan di kawasan Renon Denpasar, Rabu (25/2/2015).

Hadir
dalam pertemuan itu, Ketua Paguyuban Flobamora Bali Yoseph Yulis Diaz,
Sekretaris Fredrik Billy, Wakil Ketua Ardi Ganggas serta beberapa
pengurus dan tokoh-tokoh lainnya.

Yulius Diaz mengatakan, selama ini sudah sangat banyak masyarakat NTT yang menjadi korban perdagangan manusia di Bali.

“Ada
tenaga kerja yang  masih dibawa umur yang jumlahnya mencapai 8 orang.
Kalau jumlah keseluruhan sampai saat ini sudah tak terhitung lagi,”
katanya.

Sementara masih banyak kasus serupa yang luput dari perhatian baik oleh masyarakat NTT sampai dengan pihak terkait.

Sekretaris
Flobamora Bali Fredrik Billy menjelaskan, modus operandinya sangat
masif di NTT. Ada calo yang berkeliling dari kampung ke kampung mencari
tenaga kerja baik pria maupun wanita.

Mereka
diiming-imingi akan ditempatkan di perusahan di Bali dengan gaji yang
besar. Seluruh biaya perjalanan menuju Bali ditanggung perusahan.

“Ternyata sampai di Bali mereka dijual dari satu bos ke bos lainnya,” sambung dia.

Wakil
Ketua DPRD NTT Alexander Take Ovong berjanji akan berkoordinasi dengan
pihak Dinas Tenaga Kerja NTT dan Dinas Sosial untuk menangangi kasus
yang sama.

Ia meminta warga NTT yang ada di Bali untuk
membangun komunikasi dengan DPRD NTT terutama  Komisi V dan bila perlu
langsung dengan Gubernur NTT.

“Kami sekarang sedang 
berupaya untuk memperketat pengiriman tenaga kerja asal NTT mulai dari
tingkat desa sampai di bandara atau pelabuhan. Jangan sampai orang NTT
menjadi budak di negeri orang,” ujarnya. (kto)

Berita Lainnya

Terkini