Kabarnusa.com, Denpasar – Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Nurhayati Ali Asegaf merasa partainya terus disudutkan oleh pemberitaan media yang banyak menyorot kasus korupsi melibatkan kader-kadernya.
Padahal, yang hendak dilakukan Partai Demokrat adalah memberantas korupsi bukan koruptor.
“Saya prihatin atas pemnberitaan bahwa memang seolah seolah-olah Demokrat, yang korup. Padahal, kasus kasus lainnya banyak,” katanya di sela pertemuan The Parliamentary Conference in The WTO (PCWTO) di Kuta, Bali, Kamis 5 Desember 2013.
Dia menyadari, era keterbukaan sekarang di mana media mendapatkan kekebasan sehingga bisa menjalankan fungssinya sebagai pilar demokrasi.
“Jangan lupa yang memberikan kebebasan pers di era Presiden SBY, yang benar-benar bebas free pers,” terang Ketua Fraksi Demokrat DPR RI.
Karenanya, semua pihak diharapkan agar setelah kran kekebasan pers itu dibuka dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjaga demokrasi.
“Kita hormati kebebasan pers, karena ada sebagian pers memojokkan terus demokrat,” sambungnya.
“Kami ini ingin memberatas korupsi bukan koruptor,” tegasnya lagi..
Kalangan media diharapkan, memberikan keseimbangan dalam pemberitaan. tidak hanya menyoroti kasus kasus Demokrat, namun juga menyoroti kasus kasus lain. yang memang di Komisi Pemberantasan Korupsi dan kasus lainnya di negri ini
“Kita terus mendukung penegakan hukum KPK, KPK itu yang mendukung Demokra bahwa kita yaang mendukung, sediakan anggaran. jangan lupa itu Demokrat, yang menang 20 persen itu Demokrat,” tukas dia.
Ditanya seputar kasus yang membelit elit partainya Jero Wacik yang diduga tersangkut korupsi SKK Migas, Nurhayati menyerahkan pada proses hukum.
Sampai saat ini Jero masih sebagai saksi dan banyak saksin lainnya yang dimintai keterangan.
“Yang lain sudah jadi tersangka, sudah jelas jelas tersangka, tidak diungkap artinya media sebagian tidak memberitakan,” sesalnya. (rma)