Ekonomi Bali Tetap Positif Meskipun Melambat, Prospek Triwulan I 2025 Cerah

Pelaku usaha di Bali memproyeksikan kegiatan dunia usaha pada triwulan I 2025 akan tumbuh positif dengan SBT sebesar 34,55%.

10 Februari 2025, 10:31 WIB

Denpasar -Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kinerja dunia usaha di Provinsi Bali pada triwulan IV 2024 masih menunjukkan tren positif, meskipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan dunia usaha sebesar 29,56%, menurun dari 65,08% pada triwulan sebelumnya.

Perlambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain cuaca ekstrem dan penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali pada triwulan IV 2024. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa kinerja SKDU Provinsi Bali pada triwulan IV 2024 masih tumbuh, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.

Curah hujan tinggi pada triwulan IV 2024 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kegiatan usaha di Bali. Beberapa sektor usaha seperti Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami penurunan akibat berakhirnya masa panen.

Penurunan ini sejalan dengan kapasitas produksi terpakai sektor Pertanian yang hanya sebesar 72,47% pada triwulan IV 2024, menurun dari 79,86% pada triwulan sebelumnya.

Sektor Akomodasi Makan dan Minum (akmamin) juga mengalami penurunan akibat penurunan aktivitas wisata saat libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Penurunan ini juga terlihat dari menurunnya tingkat kunjungan wisatawan pada triwulan IV 2024. Berdasarkan data Angkasa Pura, jumlah kunjungan domestik pada triwulan IV 2024 sebanyak 1,22 juta orang, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 1,37 juta orang.

Kunjungan wisatawan mancanegara juga mengalami penurunan, dengan jumlah 1,75 juta orang pada triwulan IV 2024, lebih rendah dari 1,98 juta orang pada periode sebelumnya.

Meskipun demikian, pelaku usaha memproyeksikan kegiatan dunia usaha pada triwulan I 2025 akan tumbuh positif dengan SBT sebesar 34,55%.

Hal ini didorong oleh peningkatan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seiring dengan dimulainya musim panen komoditas utama seperti padi. Selain itu, sektor Perdagangan juga berpotensi tumbuh sejalan dengan adanya HBKN Nyepi dan Idul Fitri.

SKDU merupakan survei triwulanan Bank Indonesia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi kinerja dunia usaha, arah perkembangan perekonomian, dan ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi.

Survei ini dilakukan terhadap 130 pelaku usaha di seluruh Bali yang mewakili 17 kategori lapangan usaha.

Metode perhitungan menggunakan saldo bersih tertimbang dengan menghitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun, serta memperhitungkan bobot masing-masing lapangan usaha

Berita Lainnya

Terkini