Gubernur Wayan Koster Minta Pesisir Pantai Dijaga sebagai Sentra Garam Tradisional

Gubernur Wayan Koster melihat yang perlu dikerjakan sekarang, menjaga wilayah pesisir pantai di Desa Tianyar dan di Desa Les agar tetap menjadi tempat produksi garam.

7 Desember 2021, 08:46 WIB

Karangasem – Wilayah pesisir pantai seperti Desa Tianyar dan Les Kabupaten Karangasem Bali agar tetap dijaga agar bisa berproduksi garam atau menjadi sentra garam tradisional.

Hal itu ditegaskan Gubernur Bali, Wayan Koster saat secara maraton meninjau sentra garam tradisional lokal Bali di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem dan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng pada, Senin 6 Desember 2021.

Petani garam Desa Tianyar, Ni Made Sri Mariati selaku Ketua Kelompok Mina Karya Satu menjelaskan, petani garam kebanyakan dari kaum ibu rumah tangga dan mereka terbagi menjadi 6 kelompok yang setiap kelompoknya terdapat 10 petani garam.

Gubernur Koster Siap Bantu Alat Palung Garam bagi Petani Tradisional di Klungkung

Mereka menggunakan teknik menjemur air laut yang sudah terkumpul pada lahan petakan tanah dan dibantu oleh prasarana plastik geomembran.

Sebelumnya, mereka menggunakan prasarana palung yang berbahan dari kayu kelapa, namun karena bahan palung ini rusak dan tidak ada uang untuk membeli ataupun mendapatkan bantuan dari pemerintahan sehinhga menggunakan bahan plastik geomembran ini untuk memproduksi garam Tianyar,

Pihaknya berhasil memproduksi menggunakan hitungan perminggu dengan jumlah sekitar 100 kilogram. Kalau cuaca mendukung, paling banyak Kami bisa memproduksi garam sampai 250 kilogram.

Aprindo Dukung  Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali

Nengah Kari yang juga merupakan petani garam di Desa Tianyar menilai kedatangan Gubernur Bali akan menjadi harapan untuk melestarikan kembali produksi garam tradisional lokal Bali yang terdapat di sepanjang pesisir pantai Desa Tianyar sampai ke Tianyar Barat sepanjang 10 kilometer ini.

“Sehingga Kami tidak lagi tergantung pada tengkulak untuk menjual garam ini, namun ada harapan untuk bisa dijual ke pasar modern dengan bantuan pemerintah,” jelasnya.

Petani garam di Desa Les, Tejakula, Buleleng, Wayan Sriarta terharu dengan perhatian Gubernur Koster. Sudah 4 generasi, baru sekarang dirinya merasakan perhatian dari seorang gubernur Bali sehingga bersemangat untuk berproduksi garam, apalagi akan dibantu prasarana produksinya berupa alat palungan.

Pengendalian Impor Komoditi Garam, KSP Moeldoko Ingatkan Pentingnya Pembinaan Petani

Berita Lainnya

Terkini