Jakarta – Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengajak masyarakat untuk
menerapkan hal-hal sederhana dalam mencegah penularan Covid-19. Hal itu ialah
protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci
tangan.
“Mengapa hal-hal sederhana ini tidak anda jalankan? Pertanyaan ini wajib kita
tanyakan kepada diri masing-masing, apakah protokol kesehatan memang lebih
sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk
selama-lamanya, saya rasa jawabannya pasti tidak,” ujar Wiku mengawali agenda
keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan
Jakarta, Selasa (12/1/2021).
Karena, dengan mencegah penularan, maka peningkatan kasus Covid-19 dapat
ditekan, dengan menurunnya jumlah kasus, maka tingkat keterisian tempat tidur
di rumah sakit dapat diantisipasi.
Apa yang disampaikan Wiku cukup beralasan, karena perkembangan kasus Covid-19
dalam satu Minggu terakhir ini cukup berat, dimana kasus harian berada pada
angka 9 ribu bahkan melebih 10 ribu per harinya.
Sebagai contoh, dengan meningkatnya keterisian rumah sakit akan menambah beban
para petugas kesehatan. Dan hal ini juga secara langsung berdampak negatif
pada keseluruhan penanganan di rumah sakit tersebut.
Apabila angka ini terus meningkat dan menyebabkan rumah sakit penuh, maka
sangat berpotensi menaikkan angka kematian akibat Covid-19. Sistem kesehatan
kita akan lumpuh, apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya
merugikan penderita Covid-19 semata.
Namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain
selain Covid-19. “Utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang
esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung,” sambungnya.
Dan jika rumah sakit di Indonesia tidak dapat menangani hal itu, maka angka
kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19, namun
juga karena penyakit lain yang tak bisa ditangani akibat penuhnya rumah sakit.
“Saya ingin sekali lagi mengingatkan, kepada masyarakat dan pemerintah daerah,
terutama yang masih meremehkan Covid-19. Jangan sampai kita menjadi abai, dan
menganggap angka (Covid-19) yang disampaikan ini hanya sekedar angka.
Ingatlah, bahwa angka-angka ini merepresentasikan nyawa,” tutupnya.
(riz)