Piala Dunia U20 Batal Digelar di Indonesia, INDEF: Kerugian Ekonomi Rp 3,5 Triliun Lebih

Dampak yang ditimbulkan akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menurut laporan INDEF mencapai Rp 3,5 Triliun lebih.

7 April 2023, 04:12 WIB

JakartaIndef memperkirakan kerugian ekonomi sebagai dampak yang ditimbulkan akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 mencapai Rp 3,5 Triliun lebih.

Menurut Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Indef M Rizal Taufikurahman menyampaikan kegagalan penyelenggaraan Piala Dunia U20 memiliki implikasi negatif dalam sektor ekonomi Indonesia.

Indonesia harus menerima dampak langsung dan tidak langsung akibat pembatalan Piala Dunia U20.

Piala Dunia U20 kata M Rizal Taufikurahman sejatinya akan memberikan dampak positif terhadap PDB nasional, inflasi, hingga rasio investasi terhadap PDB.

Dampak Piala Dunia U20 terhadap kinerja indikator ekonomi makro bernilai baik yakni GDP riil, inflsi, invetasi, GNE riil, dan konsumsi rumah tangga.

“Untuk dampak (pembatalan) terhadap ekonomi kira kira Rp 3,5 triliun, itu belum kita hitung dampak langsungnya,” ujar Rizal Taufikurahman dalam diskusi publik Indef bertajuk “Piala Dunia U20: Tuan Rumah Batal Potensi Ekonomi Buyar” di Jakarta, Kamis April 2023.

Disampaikan, dampak langsung pembatalan Piala Dunia U20 terdiri atas tiga kategori, meliputi infrastruktur berupa investasi di berbagai sektor dan pengeluaran pemerintah untuk revitalisasi stadion; operasional penyelenggaraan; serta pengeluaran pengunjung seperti wisman, wisnus, dan UMKM.

Rizal Taufikurahman dalam laporannya, mengungkapkan kerugian yang harus diterima secara langsung sebagai akibat dari kegagalan menyelenggarakan Piala Dunia U-20.

Lebih rinci kerugian dari sektor wisman sebesar Rp 120 miliar, dari wisnus sebesar Rp 56 miliar, dari sisi penyelenggaraan sebesar Rp 600 miliar, lalu kerugian Rp 175 miliar pada infrastruktur, dan UMKM yang mencapai Rp 500 miliar.

Piala Dunia memberikan nilai ekonomi yang sangat siginifikan karena ini event internasional yang berikan efek berganda.

“Kita harap ke depan dapat menjaga event internasional yang akan berdampak bagi ekonomi, terutama mendorong sektor pariwisata, industri kreatif, dan UMKM,” kata Rizal Taufikurahman. ***

Berita Lainnya

Terkini