Yogyakarta – Di tengah seruan pemerintah untuk merayakan Idul Adha 2025 tanpa sampah plastik, masyarakat Kapanewon Purwaharjo, Samigaluh, Kulon Progo, bersama Dompet Dhuafa Yogyakarta (DD Yogyakarta) berhasil menunjukkan aksi nyata yang patut diacungi jempol.
Mereka sukses mengurangi lebih dari 100 kilogram sampah plastik hanya dalam empat hari pelaksanaan kurban!
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melalui Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2025 dengan tegas mengingatkan potensi peningkatan sampah plastik dari kantong sekali pakai saat pendistribusian daging kurban. Namun, di Kulon Progo, semangat kelestarian lingkungan telah membara.
Kegiatan yang melibatkan ratusan relawan Dompet Dhuafa ini berlangsung sejak Jumat (6/6/2025) hingga Selasa (9/6/2025), menyasar sejumlah titik penyaluran daging kurban di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bersinergi untuk Lingkungan yang Lebih Baik
Lurah setempat, Ari Wibowo, menyatakan apresiasinya yang tinggi terhadap inisiatif ini. “Kami sangat mendukung gerakan Kurban Asik Tanpa Plastik yang disampaikan Dompet Dhuafa. Hal ini sejalan dengan visi misi menjaga dan melestarikan lingkungan yang sedang digalakkan pemerintah Kulon Progo,” ungkap Ari pada Rabu (10/6/2025).
Antusiasme juga datang dari masyarakat. Tumilah, salah satu penerima manfaat di Kulon Progo, mengungkapkan kegembiraannya dengan penggunaan besek sebagai wadah kurban. ”
Alhamdulillah, beseknya bisa dibuat wadah bumbu atau bawang,” ujarnya. Ini bukti bahwa solusi ramah lingkungan tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan manfaat lebih.
Gerakan Nasional untuk Kurban Berkelanjutan
Program “Kurban Asik Tanpa Sampah Plastik” di Kulon Progo bukan hanya sekadar mengikuti anjuran pemerintah, tetapi juga bagian integral dari Gerakan Nasional Asik Tanpa Plastik 2025 yang digagas serentak oleh Dompet Dhuafa se-Indonesia.
Tujuan utamanya jelas: meminimalisir sampah plastik sekali pakai saat pendistribusian daging kurban, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengurangan sampah plastik, serta memberdayakan pelaku usaha lokal penyedia kemasan ramah lingkungan.
Imam Hidayat, PIC Relawan Dompet Dhuafa Yogyakarta, menegaskan komitmen lembaganya. “Kami percaya, perubahan dimulai dari langkah kecil namun konsisten. Mengganti plastik dengan besek bambu atau kemasan ramah lingkungan lainnya adalah bentuk ikhtiar kami dalam menghadirkan kurban yang lebih baik, sehat, dan berkelanjutan,” tutur Imam.
Pencapaian ini sungguh membanggakan. Berdasarkan perhitungan Imam, penggunaan besek dalam program di wilayah tersebut berhasil mengurangi lebih dari 100 kilogram sampah plastik hanya dalam empat hari pelaksanaan.
“Penggunaan besek dan daun jati sebagai pengganti plastik tidak hanya mengurangi timbulan sampah, tetapi juga menghidupkan kembali budaya lokal yang ramah lingkungan. Kami bangga dengan masyarakat setempat,” pungkas Imam.
Semangat pengurangan sampah plastik ini juga digaungkan oleh Pemkot Yogyakarta, yang mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik untuk membagikan daging kurban, melainkan wadah alternatif seperti daun jati, besek bambu, atau wadah yang dapat digunakan kembali.
Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga berpesan agar tidak membuang jeroan hewan kurban ke sungai atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh.***