Gubernur Bali I Wayan Koster menerima Kepala BMKB Prof Dwikorita Karnawati di rumah jabatan |
Denpasar – Sejumlah titik di Provinsi Bali akan segera dipasang alat sensor gempa dan tsunami baru yang canggih sehingga peringatan dini sudah bisa diketahui jika terjadi gempa.
Ketua BMKG Prof Dwikorita Karnawati menjelaskan, pihaknya akan melakukan pemasangan alat sensor gempa dan tsunami baru di beberapa titik di Kabupaten Bangli, Karangasem, Buleleng serta Pulau Nusa Penida pada medio Desember mendatang.
Tempat-tempat yang akan dipasang masing-masing di Kabupaten Bangli, Karangasem, Buleleng serta Pulau Nusa Penida Kabupaten Klunkung.
“Tujuannya untuk lebih merapatkan jaringan dan sistem, sehingga peringatan dini akan lebih cepat terdeteksi. Kalau sekarang jedanya 5 menit, nanti bisa sampai 3 menit setelah terjadi gempa sudah ada peringatan,” ujar mantan Rektor UGM itu saat bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster di rumah jabatan Jaya Sabha Denpasar, Sabtu (16/11/2019).
Disebutkan, alat-alat canggih tersebut juga untuk memperkuat penerimaan sinyal terhadap deteksi gempa.
“Sekarang yang baru terpasang alat sensor untuk gempa kekuatan besar, nantinya akan diperkuat dengan sensor untuk gempa berkekuatan rendah, sehingga getaran kecil sekalipun akan terdeteksi,” ucapnya .
Selain itu, juga akan dilengkapi super komputer untuk mencegah perangkat ‘hang’ saat menerima data.
Peningkatan perangkat dan sumber daya manusia di Bali, menurut Prof Dwikorita akan menjadikan Bali sebagai kawasan yang setara dengan Jakarta dari segi infrastruktur pendeteksi gempa dan tsunami.
“Bahkan, Bali kita plot sebagai back up. Bilamana ibu kota mengalami kelumpuhan akibat bencana, maka Bali dengan infrastruktur yang sama akan menjadi pusat informasi kebencanaan Indonesia,” katanya menjelaskan.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan dukungannya kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menjadikan Bali sebagai wilayah dengan sistem pendeteksi gempa dan tsunami yang setara dengan yang dimiliki Ibu Kota Jakarta.
“Tentu saya dukung penuh rencana itu, dan kami berterima kasih sekali dengan upaya tersebut,” teas Koster.
Koster menyebutkan, bangunan seperti hotel dan fasilitas lainnya di Bali akan dibangun dengan standarisasi tahan gempa serta memiliki akses yang memadai jika suatu waktu terjadi bencana.
“Kalau perlu jadi prasyarat pemberian IMB (ijin mendirikan bangunan,red) kita di Bali. Di samping juga, kita lebih intensifkan sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat,” kata Gubernur yang juga Ketua PDI Perjuangan Provinsi Bali.
Tampak hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali I Made Rentin serta Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Moh Taufik Gunawan. (rhm)