Kabarnusa.com, Denpasar – Sebuah survei dilakukan terhadap siswa SMP di Kota Denpasar, Bali menunjukkan hasil mengejutkan bahwa sekira 40 persen sudah menjadi perokok aktif.
Tentu saja, hasil tersebut menimbulkan kekhawatiran banyak kalangan terlebih Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali yang sejak awal getol mengkampanyekan dan mengadvokasi Perda Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Menurut Sekretaris LPA Bali Titik Suhariyati, berdasar survei Universitas Indonesia (UI), mencatatn angka 40 persen pelajar Denpasar merokok.
“Ini bukti angka perokok baru terus bertambah dan akan terus meningkat di kalangan pelajar,” terang Titik, di Denpasar, Minggu (22/12/2013).
Menghadapi fakta yang memprihatinkan ini, sambung Titik, tidak ada jalan lain kecuali harus secara bersama-sama melakukan gerakan massif dari semua pihak untuk menekan pertumbuhan perokok baru.
Hasil survei UI bersama Dinas Kesehatan Denpasar, bisa dijadikan acuan terkait dengan legislasi seperti penerapan perda KTR yang saat ini sudah disahkan di Denpasar.
“Kami sudah ada kerjasama dengan PGRI di Denpasar, kami juga berharap adanya advokasi guru-guru untuk ikut bergerak ngatur anak-anak,” tukas Titik yang juga Koordinator Tim Advokasi Perda KTR.
Apalagi, kawasan pendidikan juga menjadi salah satu wilayah yang masuk KTR. Untuk itulah pihak sekolah juga diminta untuk pro aktif dalam melakukan sosialisasi tentang Perda KTR guna menekan angka pengguna rokok di kalangan pelajar.
Terkait dihapusnya zonasi iklan rokok di lingkup sekolah pihaknya juga sangat menyayangkannya.
“Industri ingin perokok banyak tapi kemudian tidak ada regulasi soal itu,” jelasnya.
Terlebih, saat ini kata dia industri rokok juga sudah masuk ke institusi pendidikan.
“Bahkan ada salahsatu sekolah SMA yang masih bekerjasama dengan industri rokok,” tuturnya.
Sebelumnya, Universitas Indonesia (UI) bersama Dinas Kesehatan Denpasar melakukan survei tingkat perokok di kalangan pelajar di Denpasar.
Dari 16 sekolah tingkat SMP dan SMA di Denpasar yang disurvei, bahwa alasan pelajar merokok adalah karena terpengaruh teman, kemudian untuk menghilangkan stres serta karena ada salahsatu anggota keluarga yang merokok.
“Tiga hal ini menjadi alasan tertinggi kenapa pelajar merokok,” kata Titik mengutip hasil survei tersebut. (gek)