Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster mengingatkan jika ekosistem
pariwisata Bali kurang bagus maka akan memiliki dampak buruk terhadap citra
pariwisata di Pulau Dewata.
“Malu kita kalau di Bali ada dua ASITA, jika ekosistem pastiwisata Bali kurang
bagus maka akan memiliki dampak buruk terhadap citra pariwisata Bali,” tegas
Gubernur Bali, Wayan Koster saat menerima para Ketua Umum DPD ASITA baik yang
menamakan diri DPD ASITA Bali, Komang Banuartha maupun DPD ASITA 71, Putu
Winastra di Rumah Jabatan, Jaya Sabha, Senin (1 /3/2021).
Untuk itu, dua kepengurusan ASITA di Bali harus bersatu, bagaimanapun caranya.
ASITA bersatu mutlak harus dilakukan, jika ASITA bersatu maka pelaku usaha
akan merasa nyaman.
Didampingi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, anggota
Kelompok Ahli Pembangunan bidang Pariwisata antara lain, I G.A.N. Rai Surya
Wijaya, Gst. Kade Sutawa dan I Ketut Jaman, Gubernur Koster menyampaikan, saat
ini Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan pembenahan kepariwisataan.
Sejumlah Perda seperti Perda nomor 1 tahun 2020 tentang Kontribusi Wisatawan
untuk Perlindungan Lingkungan Alamdan Budaya Bali, Perda nomor 5 Tahun 2020
tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali, dan Pergub nomor
28 tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali.
Saat ini juga sedang disiapkan tatanan pelaksanaan Perda dan Pergub
Kepariwisataan Bali tersebut.
Pemprov Bali juga sedang membangun Sumber Daya Manusia Pariwisata yang
berkualitas termasuk SDM yang dimiliki ASITA Bali. Dalam usaha menata
kepariwisataan Bali yang beberapa tahun terakhir tampak lepas control.
Maka, seluruh pelaku pariwisata yang ada di Bali harus solid. Jika ada
organisasi/ asosiasi pariwisata di Bali yang terpecah, maka usaha untuk
membangun Kepariwisataan Budaya Bali yang berkualitas dan berkelanjutan akan
jauh dari harapan dan hal tersebut juga mencoreng citra kepariwisataan Bali
baik di Indonesia maupun di mata internasional, jelas Koster.
“Semua pelaku usaha perjalanan wisata yang ada di bawah ASITA harus saling
berteman. Kalau ASITA Bali tidak bersatu malu lah kita dengan Pemerintah
Pusat.
“Silakan buat Musdalub tapi sebelum Musdalub silakan berembug dulu mulai dari
pengurus terbatas untuk menemukan titik temu kemudian baru disampaikan ke
anggota, supaya Musdalub yang dilaksanakan bisa berjalan lancar,” tambah putra
Sembiran, Buleleng ini.
Ketua ASITA 71, Putu Winastra menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah
Provinsi Bali dalam hal ini Gubernur Bali yang sudah memliliki perhatian
sangat besar terhadap kondisi ASITA Bali.
Secara prinsip ia sangat setuju untuk mempersatukan DPD ASITA Bali dan siap
akan melaksanakan apa yang telah diintruksikan Gubernur. Pada kesempatan
tersebut Winastra mohon agar Pemerinta Provinsi Bali dapat memfasilitasi
pelaksanaan Musdalub yang akan dilaksanakan.
Senada dengan Winastra, ketua ASITA Bali, Komang Banuartha juga menyatakan
kesiapannya untuk menjalankan semua arahan Gubernur. (rhm)