Inflasi Menurun hingga Akhir 2021, BI Bali Dorong TPID Jalankan Program 4K

2 November 2021, 08:27 WIB
AVvXsEjubm 1W7Ixt7pOJm2MTDHtfUwz45SyX4fcBRSUj79AwuVKBOa41EKX4HvBhn0PgwwvyjizOm9WLRciOLYogzRFQowxmhSgKBm2a7eOUh1 JzV5DNr zCoNLahdu zP2YrwUFBgE7DiY0FZvNVHCSJeppQZZZkoWl3mRt 7YA3XEPenjX3j0JssAiJN3w
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho/Dok.Kabarnusa

Denpasar– Laju inflasi hingga akhir tahun 2021 diprediksi akan menurun untuk itu Bank Indonesia mendorong program 4 K yang dijalankan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menilai nflasi Bali sampai dengan akhir tahun cenderung rendah dan stabil. 

Meskipun demikian, program 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi dan Komunikasi yang efektif) oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tetap terus didorong.

“Terutama melalui Kerja sama Antar Daerah, digital farming, dan pemasaran produk lewat e-commerce,” tutur Trisno dalam keterangan tertulisnya Selasa (2/11/2021).

Provinsi Bali mencatatkan deflasi sebesar -0,19% (mtm) pada Oktober 2021, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,10% (mtm). 

Secara spasial, deflasi terjadi di Kota Denpasar sebesar -0,23% (mtm), sementara Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm).

Trisno melanjutkan, penurunan tekanan harga terjadi pada kelompok core inflation dan volatile food, sedangkan kelompok administered price tercatat meningkat. 

Secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 1,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,40% (yoy).

“Namun lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,66% (yoy),” ungkap mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta ini.

Disebutkan,kelompok barang core inflation mencatat deflasi sebesar -0,29% mtm (0,79% yoy), terutama disebabkan oleh turunnya harga canang sari. 

Penurunan harga canang sari seiring dengan normalisasi harga setelah mengalami peningkatan harga pada bulan sebelumnya. 

Selain itu, harga emas perhiasan juga tercatat mengalami penurunan harga seiring dengan tren penurunan harga emas dunia.

Kemudiian, kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,49% mtm (0,88% yoy). 

Peningkatan tekanan harga terutama terjadi pada harga angkutan udara seiring dengan meningkatnya aktivitas penerbangan ke Bali dampak dari penurunan level PPKM di Oktober 2021. 

Kelompok barang volatile food juga mengalami deflasi sebesar -0,49% mtm (5,20% yoy).

Penurunan harga lanjut Trisno, terutama terjadi pada komoditas tomat, telur ayam ras dan bawang merah seiring dengan terjaganya pasokan yang didukung oleh panen di berbagai daerah sentra produksi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini