LPS Ajak Penjamin Simpanan di Dunia Lakukan Aksi Nyata Dorong Ekonomi Hijau

Dalam mendorong ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau maka Lembaga Penjamin Simpanan LPS menyerukan peranan nyata lembaga penjamin simpanan internasional .

9 November 2022, 16:56 WIB

BadungLembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengajak lembaga penjamin simpanan internasional untuk bersama-sama mengambil peranan aksi nyata dalam mendorong ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau.

Seruan itu sebagaimana juga mengemuka dalam Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan atau Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS IDIC) resmi dihelat di Nusa Dua, Bali, Rabu 8 November 2022.

Para lembaga penjamin simpanan internasional, baik yang tergabung di International Deposit Insurers (IADI) atau bukan dipertemukan dalam seminar sebagai side events (kegiatan sampingan) Presidensi G20 2022.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, seminar ini kali pertama digelar ini mengangkat tema “Perubahan Iklim, Dekarbonisasi, Keberlanjutan, dan Ekonomi Hijau” dalam program penjaminan dan hubungannya yang erat dengan peningkatan perekonomian suatu negara.

Seminar ini, lanjut Purbaya Yudhi Sadewa, ingin mendorong semua penjamin simpanan di seluruh dunia, apakah anda anggota International Association of Deposit Insurers (IADI) atau bukan, untuk menyerukan tindakan nyata untuk melawan perubahan iklim.

“Dan mendorong ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa.

Berdasar pengamatannya, Iklim bumi telah berubah secara dramatis, dimana semakin banyak bencana yang berkaitan dengan cuaca, iklim dan air terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagaimana catatan Bank Dunia, dampak perubahan iklim, yang meliputi banjir, kekeringan, pergeseran pola curah hujan, dan kenaikan suhu, dapat merugikan suatu negara antara 2,5%-7% dari PDB negara tersebut.

Keadaan darurat iklim ini, kata Purbaya Yudhi Sadewa, tidak bisa diabaikan dan menjadi kewajiban bersama untuk memimpin jalan melindungi Bumi.

“Demi mencegah krisis iklim yang lebih besar,” katanya mengingatkan.

Ditegaskan, langkah nyata yang dilakukan sebagai satu tindakan kecil, itu akan membuat perbedaan besar untuk mengurangi perubahan iklim.

“Kami percaya bahwa kita masih memiliki harapan untuk planet yang lebih baik terutama untuk generasi kita selanjutnya,” sambung Purbaya Yudhi Sadewa.

Karenanya, perlu segera mengambil tindakan bersama, khususnya para penjamin simpanan di seluruh dunia.

Saat memberi sambutan pada Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan atau Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS IDIC), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa tantangan karena memiliki dampak lingkungan dan sosial.

“Termasuk polusi, degradasi dan deforestasi hutan, serta ketimpangan pendapatan,” kata Luhut Binsar Panjaitan menambahkan.

Indonesia juga sedang berjuang dengan krisis lain: perubahan iklim, yang berdampak parah pada lingkungan fisik, ekosistem, dan masyarakat manusia.

Menurutnya, sebagai negara kepulauan terbesar dengan dataran rendah dan pulau-pulau kecil yang luas, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim,.

Pihanya mengapresiasi LPS yang menggelar forum seperti ini, sebab Indonesia masih perlu melakukan transformasi ekonomi dengan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.

Terutama dalam kaitannya dengan program penjaminan yang erat kaitannya dengan stabilitas keuangan dan perbankan nasional.

Turut hadir pada pertemuan ini, mantan PM Selandia Baru periode 1999-2008 Helen Clark dan delegasi dari 25 negara antara lain dari kawasan Asia, Eropa dan Afrika di antaranya, Swedia, Georgia, Albania, Jepang, Korea Selatan dan Ghana. ***

Berita Lainnya

Terkini