Pengelola Angkutan Wisata di Nusa Penida Mulai Perang Tarif

19 Januari 2021, 17:28 WIB
Kawasan elit tempat wisata di Nusa Penida menarik wisdom/ist

Semarapura – Para pelaku pengelola angkutan pariwisata di Nusa Penida
Kabupaten Klungkung kini mulai terlibat perang tarif ditengah upaya
menghidupkan kembalinya kepariwisataan.

Setelah wisatawan nusantara mulai berdatangan, ada persoalan serius yang belum
bisa diselesaikan diantara pelaku pariwisata di Nusa Penida.

Adanya perang tarif antar Jasa Angkutan Wisata, yang justru kian marak dan ini
sangat mengganggu kepariwisataan disituasi sulit saat ini.

Salah satu Pengelola Jasa Angkutan Wisata Nusa Penida, Wayan Suwardana
mengeluhkan situasi tersebut. Tidak adanya kesepakatan dalam pengenaan tarif
ini, membuat masalah perang tarif semakin marak.

Suwardana mengaku sudah ambil ongkos transport Rp 400 ribu per paket. “Saya
mengira tarif itu sudah yang paling murah. Ternyata, wisatawan masih
menganggapnya mahal,” ujarnya dihubungi wartawan, Senin (18/1/2021).

Dia mengaku mematok harga tersebut yang menurutnya, tergolong harga murah.
Dari penelusuran, ternyata harga yang dipatok dinilai mahal. Kata wisatawan
mendapat harga transport Rp 300 ribu sampai Rp 350 ribu.

“Ternyata saya jualan terlalu mahal makanya tamu-tamu batal,” ucapnya.

Atas situasi perang tarif ini semakin marak, Pengelola Jasa Angkutan Wisata
Nusa Penida lainnya menelorkan ide untuk membentuk pengurus. Kadek Sudiarsa,
menyarankan untuk membentuk pengurus, sebagai solusi untuk mengakhiri perang
tarif ini.

“Tergantung persetujuan semeton (Komponen Pengelola Jasa Angkutan Wisata).
Kalau usulan ini bisa diterima, selanjutnya bisa dicarikan penghubung ke Pemda
untuk pembentukannya,” katanya.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, mengatakan sebelumnya ada rencana mengaturnya
dalam wadah koperasi. Hanya saja, beberapa pengusaha Jasa Angkutan Wisata,
memilih rencana lain, dengan membentuk lembaga lain, agar diatur standar tarif
di antara Pengelola Jasa Angkutan Wisata.

Tetapi, sekarang kalau ada niatan ingin menbentuknya, agar tarif ada yang
mengatur. Untuk itu pihak pemerintah siap menjembatani dan untuk memfasilitasi
sekaligus sebagai jalan terbaik.

“Karena tiba-tiba terjadi pandemi Covid-19, sehingga rencana tidak berlanjut.
Mungkin saya akan turun lagi, untuk menyelesaikan persoalan ini,” imbuh bupati
asal Ceningan ini.

Solusi mengatasi adanya perang tarif seperti ini, kata Suwirta, harus ada
wadah Apapun bentuknya boleh saja, tetapi menurutnya koperasi lebih bagus dari
bentuk lembaga wadah yang lain.

“Sehingga ke depan bisa menjadi binaan pemerintah daerah. Dalam penentuan
tarif itu, nantinya bisa disepakati dalam wadah ini, tanpa harus diatur
regulasi perda lagi,” sambungnya.

Pihaknya berharaf di tengah pandemi Covid-19 ini, para pengelola jasa angkutan
wisata di Nusa Penida menghimpun diri. (nik)

Berita Lainnya

Terkini