Tabanan – Predikat Kabupaten Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali semakin kuat dengan keberhasilan dalam mempertahankan penghargaan Ketahanan Pangan Terbaik I Tahun 2022 dengan IKP sebesar 92,20.
Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali meraih penghargaan dari Kepala Badan Pangan Nasional yang menobatkan Kabupaten Tabanan sebagai Kabupaten dengan indeks Ketahanan Pangan Terbaik I Tahun 2022 dengan IKP sebesar 92,20.
Atas capaian itu, Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengatakan, hal ini adalah hal yang menggembirakan. Selama 2 tahun memimpin Tabanan, Tabanan masih tetap bisa mempertahankan ketahanan pangan terbaik se-Indonesia.
Dua Tahun Memimpin Tabanan, Bupati Sanjaya Bangun Patung Wisnu Murti dan Perbaiki 93 Persen Jalan
Ini merupakan salah satu bukti, semua komponen masyarakat Tabanan bergerak dan mampu mempertahankan ketahanan serta kedaulatan pangannya.
“Ini juga menjadi indikator bahwa dari segi pangan, Tabanan memang layak untuk menjadi lumbung pangannya Bali,” tandas Bupati Sanjaya dalam keterangan tertulis.
Pihaknya berharap, penghargaan ini menjadikan pemerintah kabupaten Tabanan untuk bekerja lebih serius, tulus dan fokus kedepannya.
Pengendalian Inflasi, Bank Indonesia Dukung Pembentukan BUMD Pangan di Tabanan
Masalah ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi, kesehatan dan pembangunan manusia di Tabanan guna menuju Tabanan Era Baru yang Aman Unggul Madani (AUM).
Kadis Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan Ni Dewa Ayu Putu Sri Widyanti, menerima penghargaan Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edy.
Penyerahan tersebut dilangsungkan di IPB International Convention Center Bogor, Jawa Barat, Selasa 28 Februari 2023.
Bupati Tabanan Lepas Pengiriman Perdana Babi ke Jakarta
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Ni Dewa Ayu Putu Sri Widyanti menyatakan bahwa “Tabanan berhasil meraih kembali sekaligus mempertahankan peringkat ketahanan pangan terbaik I dengan indeks ketahanan pangan 92,20 meningkat dari tahun sebelumnya 90,17 pada tahun 2021.
Angka 92,20 merupakan komposit dari 3 aspek penting ketahanan pangan”.
Penghargaan ini dikatakannya merupakan kerja bersama, kolaborasi lintas sektoral yang ada di Kabupaten Tabanan.
Peminat Investasi Aset Kripto di Bali Meningkat, Indodax Resmikan Kantor Baru Kedua
Ada beberapa indikator yang digunakan sebagai tolak ukur komposit atau kondisi ketahanan pangan di suatu wilayah atau daerah dan nilai tersebut menunjukan capaian ketahanan pangan serta gizi di wilayah atau daerah.
Beberapa indikator untuk menentukan indek ketahanan pangan yang meliputi komposit 3 aspek penting, yaitu ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan.
“Kemudian dari aspek ketersediaan pangan ada satu indikator yaitu rasio konsumsi normatif terhadap produksi beras, jagung, ubi jalar, ubi kayu, sagu, dan stok beras pemerintah,” imbuh Dewa Ayu Sri.
Indonesia Time To Speak Up 2023, Event Grees dari Bali untuk Indonesia Bangkit
Selanjutnya, dari aspek keterjangkauan pangan adalah presentase penduduk dibawah garis kemiskinan, presentase rumah tangga dengan pengeluaran untuk pangan lebih dari 65 persen terhadap total pengeluaran dan presentase rumah tangga tanpa aliran listrik.
Selanjutnya, indikator dari aspek pemanfaatan pangan diantaranya, rata-rata perempuan bersekolah diatas 15 tahun, presentase rumah tangga tanpa akses air bersih, rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk, persentase balita stunting serta angka harapan hidup pada saat lahir.
“Itulah indikator-indikator yang dipakai untuk menentukan indek ketahanan pangan di suatu wilayah atau daerah,” imbuhnya. ***