![]() |
Warga membongkar dan mengambil jenazah yang terkonfirmasi Covid-19/Dok. Syahroni Sakti Istione |
Probolinggo– Penolakan pemakaman Protokol Covid-19 kembali terjadi di Kabupaten Probolinggo Minggu (8/8/2021).
Keluarga pasien covid-19 menolak pemakaman dengan membongkar dan mengambil jenazah di dalamnya,jenazah yang terkonfirmasi Covid-19.
Jenasah itu kemudian, dimakamkan seperti biasa,.
Informasi di lapangan, pasien Covid yang meninggal itu bernama Saidah (34) warga Dusun Pandansari Desa Tigasan Wetan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo.
Pasien itu sebelumnya dirawat di RSUD Tongas hasil tes swab pada 6 Agustus 2002 hasilnya memang positif.
Demikian juga, di dalam vidio yang viral itu awalnya mengikuti pemakaman protokol covid19, dimasukkan dalam peti dan disalatkan di mushola dekat rumah duka.
Kemudian saat hendak dimakamkan di area TPU( tempat pemakaman umum) setempat.
Diduga ada pihak yang memprovokasi saat peti jenasah akan dimasukkan ke dalam liang lahat.
Spontan, ada warga marah dan langsung membuka tutup peti kemudian lainnya ikut membantu dan langsung mengangkat jenazah di dalam peti.
Jenasah selanjutnya dimasukkan dalam liang lahat tanpa protokol Covid,
Di lokasi pemakaman ada satgas Kecamatan dari unsur TNI Polri, Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena aksi yang tidak terduga sebelumnya
“Benar ada pembongkaran peti jenazah dan penolakan pemakaman protokol covid.” Kata Ugas Irwanto koordinator Gakum Satgas penanganan Covid 19 Kabupaten Probolinggo.
Ugas mengatakan, pembongkaran peti jenazah di tigasan Wetan Kecamatan Leces terjadi di luar dugaan Satgas Kecamatan.
Alasannya, sejak di RSUD Tongas sudah di edukasi proses pemakaman melakukan protokol covid dan disetujui oleh keluarga. Pasien terkonfirmasi positif covid 19
Namun, insiden tak terduga itu terjadi, Sejumlah warga tetap memprotes pemakaman covid itu.Pembongkaran peti tetap dilakukan.
Pihaknya akan melakukan tracing ke sejumlah warga yg mengikuti dan yg terlibat, Selain itu akan dilakukan proses hukum oleh Polres Probolinggo.
“Kenapa penolakan itu masih terjadi tengah masyarakat? “
Ugas menyebut, karena diduga masyarakat belum memiliki pemahaman covid19 “sangat membahayakan yang dianggap sebagai aib.
“Masyarakat masih menganggap itu sebagai aib, kalau sudah aib, ada anggapan dari keluarga ada takziah dan tahlilan karena keluarga ingin memberikan penghormatan dan doa pada almarhum,ungkap ahmad.(ron)