Jakarta – Lebih dari 5.400 nelayan di Tanah Air telah mengikuti
pelatihan dan sosialisasi penggunaan aplikasi Laut Nusantara.
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan aplikasi Laut
Nusantara agar semakin besar manfaatnya bagi nelayan Indonesia.
Hasil pengembangan terakhir berupa fitur baru yang mampu menunjukkan
keberadaan tiga jenis ikan dengan nilai ekonomi yang tinggi, yaitu Lemuru
Bali, Tuna Mata Besar, dan Cakalang.
Fitur ini sudah bisa dimanfaatkan oleh
nelayan sejak Januari 2021 ini.
Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O Baasir, mengatakan,
pihaknya berusaha menambah manfaat dari aplikasi Laut Nusantara dengan
menghadirkan fitur-fitur baru yang bisa membantu para nelayan untuk semakin
produktif.
“Fitur terbaru ini bisa memandu nelayan untuk mendapatkan ikan-ikan dengan
nilai ekonomi yang tinggi, yang juga dikenal sulit untuk ditangkap. Tentu kami
berharap fitur baru ini bisa membantu usaha para nelayan untuk meningkatkan
pendapatan mereka,” tuturnya dalam keterangan resminya, Jumat (29/1/2021).
Berdasarkan uji coba di sejumlah lokasi yang dilakukan oleh BROL, tingkat
ketepatan informasi sebaran Tuna dan Cakalang ini cukup tinggi, yaitu antara
60% – 80%, tergantung kondisi musim penangkapan ikan.
Artinya, berdasarkan petunjuk dan informasi yang diberikan, peluang nelayan
untuk mendapatkan jenis-jenis ikan tersebut cukup besar.
Menurut Kepala BROL, Dr. Teja Arief Wibawa, fitur baru tersebut bekerja
berdasarkan data dari Laboratorium Riset Kelautan yang dikelola oleh BROL.
Hasil penelitian menunjukkan, setiap jenis ikan memiliki preferensi atau
kesesuaian habitat masing-masing yang berpengaruh pada pola hidup ikan,
termasuk migrasi, berkembang biak, juga kebiasaan makan.
Berbekal pengetahuan tersebut, BROL melakukan pemodelan habitat ikan Tuna,
Cakalang, dan Lemuru.
Kondisi laut yang dijadikan dasar analisis pemodelan tidak hanya kondisi
permukaan laut menyangkut suhu dan klorofil-a, tetapi sudah mempertimbangkan
kondisi lingkungan pada lapisan renang ikan-ikan tersebut yang mencakup
temperatur sub-surface, salinitas, dan arus.
Tuna dan Cakalang termasuk di antara jenis ikan dengan permintaan pasar yang
tinggi. Pada tahun 2017, Indonesia memasok lebih dari 16% produksi Tuna dan
Cakalang dunia.
Karena itu, keduanya dan juga Tongkol oleh menjadi program prioritas bidang
perikanan tangkap oleh KKP. “Sementara itu, Lemuru merupakan ikan khas dan
spesifik di selat Bali, yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi,” tambah Teja
Arief.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2018, aplikasi Laut Nusantara telah
dikenalkan kepada komunitas nelayan di berbagai daerah. XL Axiata dan BROL
telah melakukan sosialisasi di 28 kota/kabupaten, bekerja sama dengan
pemerintah daerah setempat.
Total lebih dari 5.400 nelayan telah mengikuti pelatihan dan sosialisasi
penggunaan aplikasi Laut Nusantara. Mereka juga mendapatkan bantuan perangkat
smartphone yang telah dipasang aplikasi Laut Nusantara dan paket data dari XL
Axiata.
Kini semakian luas masyarakat nelayan yang memanfaatkan aplikasi Laut
Nusantara.
Tidak hanya mereka yang mendapatkan sosialisasi, namun banyak nelayan yang
mengetahuinya manfaat aplikasi ini dari komunikasi antarkomunitas nelayan,
dari berita di media massa, serta dari media sosial.
Tercatat ada lebih dari 45 ribu akun yang telah memanfaatkan aplikasi ini,
yang tersebar di hampir seluruh Indonesia. Aplikasi Laut Nusantara saat ini telah sampai pada tahap pengembangan Fase 4.
Aplikasi ini merupakan aplikasi digital yang ditujukan bagi kalangan nelayanan
tradisional yang biasa menggunakan peralatan tradisional dan beroperasi tidak
lebih dari 20 mil dari garis pantai.
Selain data-data yang akurat mengenai prakiraan lokasi keberadaan ikan, di
aplikasi ini nelayan juga bisa mendapatkan informasi data cuaca laut terkait
kecepatan angin dan tinggi gelombang, perhitungan BBM, hingga fitur untuk
panggilan darurat.
Selain itu, ada juga fitur perbincangan yang bisa nelayan manfaatkan untuk
mendapatkan informasi mengenai harga ikan tangkapan di pasar. (rhm)