Kabarnusa.com, Denpasar – Seratusan petani berbagai negara bersembahyang dan ruwat bumi di Pantai Padang Galak, Sanur, Denpasar. Mereka berdoa dan mengenang perjuangan Lee Kyung Hae, petani Korea yang mengorbankan hidupnya dalam menolak World Trade Organization (WTO).
Persembahyangan bersama, tak lain juga untuk mengenang spirit perjuangan Lee Kyung Hae, petani Korea yang mengorbankan hidupnya untuk menyampaikan pesan “WTO membunuh petani” pada tahun 2003.
“Kita ingin mengakhiri WTO. Rakyat tani seluruh dunia, terutama Korea, akan memastikan bahwa Konferensi WTO di Bali ini adalah nafas terakhir perdagangan bebas,” ujar aktivis endWTO Gerak dan LAwan, Andre Abeng, Kamis (5/12/2013).
Acara ini juga dilakukan menyikapi KTM 9 WTO dan berdoa agar perundingan WTO kembali buntu.
Acara diakhiri sujud 100 kali oleh petani asal Korea Selatan, tiap sujud melambangkan sebuah doa dan juga harapan atas kondisi pertanian di Korea Selatan dan dunia pada umumnya.
“Kami menggerakan rakyat seluruh dunia bersama petani dan gerakan Korea, mengumpulkan kehendak petani kecil dari seluruh dunia, menjaring jiwa spiritual kami untuk kebaikan umat manusia dan planet bumi,” terangnya.
Pihaknya ingin menegaskan kembali semangat untuk berjuang untuk menghentikan Konferensi ngkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-9 di Bali.
Beberapa spanduk penolakan WTO dipasanh seperti “Pertanian tidak untuk dijual. Hentikan negosiasi segera!” Pertanian bukan komoditas, tidak hanya soal jual-menjual, tetapi adalahkehidupan itu sendiri.
Di sela kegiatannya dalam konferensi tingkat menteri di forum WTO, delegasi Korea menyempatkan diri dalam memperingati tewasnya seorang petani yang menolak WTO.
Para delegasi asal negeri ginseng itu hadir dalam kegiatan bertajuk “End WTO Week” di Denpasar.
Secara khusus mereka menggelar persembahyangan untuk mengenang dan mendoakan Le Kyung Hae yang tewas bunuh diri saat memprotes pertemuan WTO di Cancun, Mexico pada 2003.
Proses doa bersama diawali suguhan kesenian tarian tradisonal korea yang diiringi musik atau tetabuhan khusus sehingga memberi kesan kuat suasana berkabung.
Ketua Delegasi Le Kwang Sak didaulat memimpin doa bersama di depan altar yang disiapkan dengan pajangan hiasan beberapa foto Le Kyung Hae dan aneka buah-buahan serta sesaji untuk ritual persembahyangan lainnya.
Para aktivis dunia lainnya berkumpul dan membentangkan spanduk dan poster yang beris desakan agar WTO dibubarkan.
“Keberadaan organisasi itu justru merugikan petani, bukan membuat kita sejahtera,” sebut Kwang Sak.
Untuk itu.dia mengajak semua petani Korea dan seluruh dunia untuk menolak mekanisme yang ingin disepakati negara-negara anggota WTO.
“Kita semua jangan sampai terjebak dalam situasi yang merugikan kita semua,” tegasnya.
Peringatan dihadiri para delegasi Korea dan juga diikuti delegasi petani dari negara lain termasuk Indonesia. (rma)