![]() |
Penyair mantra yang istri Gubernur Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster/ist |
Jakarta – Untuk mencegah kerusakan negara sebagai akibat praktek korupsi maka penting artinya untuk menamkan rasa nasionalisme sejak dini di lingkungan keluarga.
Istri Gubernur Bali, Putri Suastini Koster menyampaikan itu, saat berpartisipasi mengisi malam Apresiasi Puisi yang menghadirkan penyair-penyair nasional dengan tema “Seni Vs Korupi di Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jln Medan Merdeka Barat No 4 & 5 Jakarta Pusat, belum lama ini.
Malam apresiasi puisi aksi dan karya dari para seniman seperti Ine Febrianti, Joshua Suherman, Septian Dwi Cahyo, Mustapa, Nabila Gomez, beserta penampilan Sosiawan Leak dan dihadiri langsung Putri Koster, Ketua KPK RI Komjen. Pol. Drs. Firli Bahuri, Direktur Utama LPP RRI M. Rohanudin dan seniman lainnya.
Putri yang merupakan seniman multitalenta, dikenal julukan “Penyair Mantra” berkesempatan hadir dan turut membacakan sebuah puisi berjudul “Sumpah Kumbakarna” karya Dhenok Kristianti.
Puisi yang sarat akan makna, “benar atau salah sang raja, negeri tetap ku bela” erat dengan jiwa nasionalisme. Hal itu perlu ditanam sejak dini, menjadi karakter yang baik dan kuat untuk generasi penerus kedepan.
“Dengan jiwa nasionalisme yang dimiliki setiap insan, ia pasti akan berpikir dua kali untuk merusak negerinya sendiri seperti halnya korupsi,” ucapnya, Minggu 1 Maret 2020.
Dalam gelar karya puisi yang dibawakan masing-masing dengan sangat apik dan mendalam diiringi denting piano yang manis hasil aransemen sang pianis kebanggaan Indonesia, Dwiki Dharmawan.
Saat sesi wawancara Putri menyodok dengan pertanyaan “Idealisme kita, kesetiaan kita terhadap negeri bisa dari mana saja. Mulainya dari mana? Mulai dari anak-anak kita. “Tanamkan itu sebagai karakter dirinya, budi pekertinya, apa yang harus dia lakukan untuk negeri ini,” tuturnya.
Bila nasionalisme itu tetap membara di dada, setiap warga akan mikir bila melakukan sesuatu yang merusak kejayaan bangsa ini. Jadi, korupsi juga bisa dikikis bila nasionalisme di dada kita tetap menyala. (riz)