Langkah Kaki Sang Visioner di Tengah Semangat Adhyaksa Run Bali

Prof. Dwi Soetjipto tak hanya terpaku pada angka dan regulasi. Matanya jauh menatap masa depan kemandirian energi bangsa.

27 April 2025, 20:58 WIB

Nusa Dua -Mentari pagi di Pulau Dewata menyambut ribuan pelari yang memadati Pulau Peninsula ITDC Nusa Dua pada Minggu, 27 April 2025.

Di tengah lautan manusia yang bersemangat mengikuti Adhyaksa Internasional Run, tampak seorang sosok yang tak asing lagi di kancah energi nasional: Prof. (HC UNP) Dr. Ir. Dwi Soetjipto.

Kehadirannya bukan sekadar partisipasi, melainkan juga bentuk apresiasi mendalam terhadap ajang lari yang kini naik kelas ke level internasional ini.

Di bawah komando Bowo Trilaksono, Production Director ISport, dan dibuka oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Dr. Ketut Sumedana, S.H., M.H., lebih dari 3.100 pasang kaki bergerak serentak.

Di antara mereka, Prof. Dwi Soetjipto merasakan denyut nadi acara yang menurutnya “sangat bagus dan well prepare.”

Pujian tak hanya berhenti di situ, fasilitas sepanjang rute, mulai dari water station hingga petunjuk arah, tak luput dari apresiasinya.

“Saya kira ini bagus untuk konsisten diadakan setiap tahunnya,” ungkapnya, melihat potensi besar Bali sebagai daya tarik yang mampu mendongkrak pariwisata.

Nama Dwi Soetjipto sendiri adalah sebuah narasi panjang tentang dedikasi dan visi. Jauh sebelum menginjakkan kaki di antara para pelari Adhyaksa Run, perjalanan hidupnya telah terukir dalam tinta emas sejarah energi Indonesia.

Semangat belajarnya yang membawanya ke gerbang perguruan tinggi adalah awal dari kisah kepemimpinan yang matang.

Tantangan di sektor energi menjadi medan penggemblengan, mengantarkannya memimpin dua institusi strategis negara: PT Pertamina (Persero) dan SKK Migas.

Sebagai nahkoda, Prof. Dwi tak hanya terpaku pada angka dan regulasi. Matanya jauh menatap masa depan kemandirian energi bangsa.

Baginya, ketahanan energi adalah fondasi kokoh pembangunan, sebuah keyakinan yang terus ia perjuangkan melalui inovasi dan efisiensi.

Namun, kisah Prof. Dwi tak hanya berkutat di ruang rapat dan anjungan pengeboran. Ia juga seorang pendidik, seorang inspirator yang tak lelah berbagi pengalaman dan nilai-nilai kepemimpinan kepada generasi penerus, seperti yang pernah ia lakukan di Universitas Airlangga.

Di sela kesibukannya, Prof. Dwi menemukan harmoni dalam kayuhan sepeda. Tanjakan curam Bali baginya adalah metafora kehidupan, sebuah arena di mana prinsip “pantang menyerah dan fokus pada tujuan akhir” diuji dan diterapkan.

Filosofi yang sama pula yang membawanya menakhodai organisasi-organisasi besar.

Pagi itu, di tengah semarak Adhyaksa Internasional Run, Prof. Dwi Soetjipto menjadi bagian dari narasi besar tentang semangat olahraga dan kebanggaan akan potensi Bali. Bersama Gubernur Bali Dr. Ir. I Wayan Koster, jajaran petinggi militer, dan ribuan peserta lainnya, ia turut merayakan keberhasilan acara yang mempertandingkan tiga kategori jarak.

Langkah kakinya di rute lari adalah simbol dari seorang visioner yang tak pernah berhenti bergerak, baik dalam memajukan bangsa maupun dalam menikmati setiap jengkal kehidupan.

Ketika Founder Adhyaksa Run, Prof. Dr. Reda Manthovani, S.H., LL.M, melepas para pelari Half Marathon, dan Gubernur Koster memberangkatkan kategori lainnya, Prof. Dwi Soetjipto menjadi saksi betapa olahraga dapat menjadi jembatan untuk mempromosikan keindahan dan daya tarik sebuah daerah.

Di matanya, Adhyaksa Internasional Run bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga sebuah narasi tentang persatuan, semangat, dan potensi pariwisata Bali yang kian bersinar di mata dunia.***

Berita Lainnya

Terkini