Presiden Anugerahi Raden Aria Wangsakara Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan bagi 300 Nakes

11 November 2021, 05:13 WIB
AVvXsEiOsAJFdA o83mC24yqE6H2KbED8 iJgb5Hy 9no9DSDXQWSi0L2i5air0Ufyx4t4FvLJQpA zqI9o0fUxirK9K1kgnOeT HgWj6U3U2gdv7XgMAQthu6cFqbHJCM0fDkMgEdqE1QjuQKHNBvbvjNmEyN0MoJFPWdETstSW xl4B jFopCuSn 5hVeisw
Almarhum Raden Aria Wangsakara, tokoh dari Provinsi Banten bersama tiga tokoh lainnya dianugerahi Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional./Dok.Biro Pers Setpres

Jakarta– Almarhum Raden Aria Wangsakara, tokoh dari Provinsi Banten bersama tiga tokoh lainnya dianugerahi Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional.

Selain itu, Presiden Jokowi menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa bagi 300 tenaga kesehatan (nakes) yang gugur dalam penanganan Covid-19 yang diwakilkan kepada tiga penerima.

Gelar Pahlawan Nasional dan pemberian Tanda Kehormatan Bintang Jasa kepada sejumlah tokoh di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 10 November 2021. 

Acara merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan Tahun 2021.

Sebanyak empat tokoh menerima penganugerahan gelar pahlawan nasional atas jasa mereka dalam perjuangan di berbagai bidang untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. 

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/TH 2021 tanggal 25 Oktober 2021, mereka yang mendapat gelar Pahlawan Nasional yaitu:

Pertama,. Almarhum Tombolotutu, tokoh dari Provinsi Sulawesi Tengah;

Kedua,. Almarhum Sultan Aji Muhammad Idris, tokoh dari Provinsi Kalimantan Timur;

Ketiga, Almarhum Haji Usmar Ismail, tokoh dari DKI Jakarta; dan

Keempat. Almarhum Raden Aria Wangsakara, tokoh dari Provinsi Banten.

Mengacu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 110/TK/TH 2021 tanggal 25 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo juga menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa bagi 300 tenaga kesehatan (nakes) yang gugur dalam penanganan Covid-19 yang diwakilkan kepada tiga penerima, yaitu:A

Almarhum dr. I Ketut Surya Negara, SP.OG (K)-KFM, M.A.R.S., dokter pada RSUP Sanglah Denpasar (menerima Bintang Jasa Pratama);

Almarhumah Sucilia Indah, AMK, perawat pada RSUP Dokter Sitanala Tangerang (mewakili 221 penerima lainnya menerima Bintang Jasa Pratama); dan almarhumah Emialoina Lasia Carolin, bidan pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, DKI Jakarta, (mewakili 76 penerima lainnya menerima Bintang Jasa Nararya).

Para ahli waris dari para tokoh yang hadir sekaligus mewakili para penerima gelar dan penghargaan. Acara juga digelar dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Mengutip siaran pers Kepala Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono pada 10 November 2021, dalam memberikan pertimbangan dan usulan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., dalam keterangannya selepas acara, mengatakan bahwa selain berdasarkan ketokohan, pemerintah juga mempertimbangkan faktor kedaerahan dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional. 

“Daerah-daerah yang belum dapat atau yang masih sangat sedikit diberikan penghargaan itu kepada pahlawannya, tentu kepada pahlawannya. 

Daerah yang sudah banyak kita pertimbangkan untuk tetap menunggu karena semua yang diajukan itu memang orang-orang terbaik dan sudah berjuang kepada bangsa dan negara. 

“Tetapi juga anugerah itu diberikan secara sangat selektif dan jumlahnya juga tidak jor-joran tapi juga ada batasnya sehingga lalu diranking siapa yang paling layak tahun ini,” Mahfud menegaskan.(rhm)

Artikel Lainnya

Terkini