Ratusan Warga Ikuti Tradisi Mepeed di Banjarakan Klungkung

Tradisi mepeed atau berjalan beriringan mengusung gebogan berisi rangkaian buah dan jajanan tradisional Bali diikuti ratusan Ibu PKK Krama Adat Nesa Desa Adat Banjarakan, Klungkung Kamis (9/6/2022) sore.

11 Juni 2022, 07:16 WIB

KlungkungTradisi mepeed atau berjalan beriringan mengusung gebogan yaitu rangkaian buah dan aneka jajanan tradisional Bali diikuti ratusan Ibu PKK Krama Adat Nesa Desa Adat Banjarakan, Klungkung Kamis (9/6/2022) sore.

Para ibu berjalan berbaris banten gebogan diatas kepalanya dalam prosesi Mepeed sehubungan Karya Pujawali Nyatur di Pura Desa Baleagung Pura Kangin.

Tradisi ini digelar baru pertama kali setelah sekian tahun vakum karena tidak dibangkitkan lagi.
Tradisi ini sudah ada sejak turun temurun namun sekian lama sempat vakum.

Bupati Nyoman Suwirta Ajak Warga Muslim Jaga Kedamaian dan Keamanan Klungkung

“Karena sekarang dikaitan upacara Nyatur serta dibangkitkan lagi tetamian-tetamian yang ada di Pura Kangin, maka tradisi ini dilaksana kembali dimaknai sebagai wujud rasa syukur Krama setempat atas anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ujar Prajuru Adat Banjar Nesa, Anak Agung Gede Ngurah Astawa Putra.

Dari Balai Banjar Adat Nesa Krama banjar berjalan beriringan menuju areal Pura Baleagung Pura Kangin diawali dengan ngaturang pujawali di Balai Banjar dan mendak Ida Penyarikan.

Warga atau pengguna jalan yang melintas tertarik antusias menyaksikan tradisi Mepeed Banten Gebogan.

Kak Seto Apresiasi Bupati Klungkung Kampanyekan KTR dengan Santun dan Ramah

Setelah menggelar mapeed dilanjutkan dengan menghaturkan Pujawali nyatur diiringi dengan tarian Rejang Dewa, Rejang Sari, Rejang Kesari dan tari Baris Gede.

Ditambahkan Prajuru Adat Nesa Pujawali, setiap enam bulan sekali bertepatan Umanis Galungan, setiap satu tahun sekali dilaksanakan upacara Nyatur yang mana upakaranya cukup besar. ***

Artikel Lainnya

Terkini