Ancaman Resesi Global, Moeldoko Sebut Presiden Jokowi Bukan Menakut-nakuti

Peringatan Presiden Joko Widod (Jokowi) tentang ancaman resesi global kata KSP Moeldoko bukan untuk menakut-nakuti.

4 November 2022, 09:44 WIB

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko mengatakan, peringatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang ancaman resesi global bukan untuk menakut-nakuti

Kata Moeldoko, masyarakat tidak perlu khawatir. Ekonomi tetap tumbuh meski trennya slowdown.

“Jadi yang punya banyak uang silakan belanjakan uangnya, karena itu akan menjaga perekonomian kita terus bergerak,” tegas Moeldoko dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Jum’at (4/11/2022).

Mantan Pangdam IV/Diponegoro itu menegaskan, perekonomian Indonesia mampu bertahan saat dunia terancam resesi.

“Ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh, meski pertumbuhannya melambat,” tandas Moeldoko untuk menepis anggapan berbagai pihak bahwa Indonesia akan mengalami resesi pada 2023.

Apa yang disampaikan Presiden Jokowi, kata Moeldoko lebih pada seruan agar Indonesia waspada terhadap kondisi pasar global. Di mana telah terjadi perlambatan ekonomi di negara maju, serta ancaman krisis energi, pangan, dan krisis keuanga global akibat naiknya tensi geopolitik.

Dialuinya, kondisi tersebut, sudah berdampak ke Indonesia. Perlambatan pertumbuhan negara-negara maju menyebabkan permintaan terhadap barang ekspor berkurang.

Akibatnya nilai ekspor dan impor Indonesia turun, dan pada gilirannya nilai surplus perdagangan bisa mengalami penurunan.

Perekonomian Indonesia terdampak hanya saja tidak terlalu besar. Karena sejauh ini komponen utama PDB kita adalah konsumsi rumah tangga (dalam negeri).

“Kita harus tetap optimistis dan terus waspada,” kata Moeldoko menegaskan.

Secara makro pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan antisipasi melalui kebijakan, baik fiskal maupun moneter.

Bank Indonesia menjalankan tugasnya untuk meredam kenaikan inflasi melalui berbagai instrumen.

Sementara pemerintah pusat maupun daerah, imbuh dia, bekerja keras mengendalikan harga-harga dengan memperkuat skema bantuan sosial agar dapat menjadi bantalan bagi masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga mengungkapkan, pada 2023, APBN akan berperan sebagai peredam kejut (shock absorber), dan digunakan seefektif mungkin untuk pengendalian inflasi, menjaga daya beli, dan menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia.

Artikel Lainnya

Terkini