Dewan Kecam Tarian “HOT” di HUT Kota Negara

23 Agustus 2016, 03:30 WIB

JEMBRANA – Kalangan anggota DPRD Jembrana mengecam tontonan tarian semi bugil yang digelar di Gedung Kesenian Bung Karno Jembrana untuk mempringati HUT RI dan HUT Kota Negara, Minggu (21/8/2016) malam.

Dewan menilai Pemkab Jembrana gagal dan kecolongan sehingga acara tak bermoral sampai lolos sensor. Wakil Ketua Komisi A DPRD Jembrana I Putu Dwita menyayangkan peringatan HUT RI dan HUT Kota Negara bukanlah acara main-main.

“Kok bisa acara seperti itu dipertontonkan,” sesal Dwita. Tontonan tersebut sama sekali tidak ada unsur mendidiknya termasuk tidak ada unsur seni. Karena itu, dia mengharapkan Kepolisian menindak secara hukum kru yang terlibat dalam acara tersebut.

Bupati maupun Wakil Bupati Jembrana menurut Dwita juga harus bertanggungjawab terhadap tontonan tersebut. Permohonan maaf kepada masyarakat Jembrana sangat penting dilakukan, tentunya dibarengi dengan evaluasi kedepannya.

“Kami menyayangkan ini terjadi. Artinya bupati harus mendengar suara rakyat jangan mengabaikan suara rakyat. Bukan terhadap kasus yang ini saja, termasuk masalah Syahrini,” tegasnnya lagi.

Masalah Syahrini bisa manggung di Jembrana menandakan kepala daerah tidak mendengar suara rakyat.

Sejak awal masyarakat banyak yang tidak setuju mengundang Syahrini untuk tampil menghibur di Jembrana. Namun toh Syahrini tetap bisa tampil.

Ajang peringatan HUT Kota Negara dan HUT RI sebenarnya ajang kebanggaan bagi masyarakat Jembrana karena ajang tersebut merupakan wadah untuk masyarakat Jembrana menyalurkan potensi yang ada termasuk seni.

“Tapi kenyataannya, Pemkab seolah kurang memberikan ruang buat potensi lokal Jembrana untuk berkreasi. Banyak seniman dan penyanyi Jembrana  yang potensial justru tidak kebagian momen. Ini yang sangat disayangkan,” tambahnya.

Kedepan hendaknya Pemkab Jembrana melakukan evaluasi. Setiap peringatan HUT RI dan HUT Kota Negara hendaknya lebih mengedepankan potensi seni lokal dan bisa memilah kegiatan apa yang layak untuk ditampilkan.

“Kalau acara modifikasi mobil plus tarian erotis itu sunguh-sungguh tidak layak dipertontonkan dalam peringatan hari-hari besar,” tutupnya. (dar)

Berita Lainnya

Terkini