Gubernur Bali: FSBJ Wujud Kepedulian Pemerintah Terhadap Perkembangan Kesenian Kontemporer

29 Oktober 2020, 22:00 WIB

Gubernur Koster membuka pameran Bali Megarupa yang merupakan rangkaian
dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020, bertempat di Museum ARMA,
Ubud, Gianyar, Rabu (28/10/2020)/ist.

Gianyar – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020 merupakan wujud
kepedulian pemerintah terhadap perkembangan kesenian kontemporer dan
dilaksanakan secara berkala setiap tahun.

Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi kreativitas masyarakat Bali terutama
anak muda dalam mengembangkan kesenian kontemporer. Karena hal ini bisa
menjadi ajang untuk menggali serta memperkaya khasanah kesenian Bali.

Gubernur Koster menyampaikan itu saat membuka pameran Bali Megarupa yang
merupakan rangkaian dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020, bertempat di
Museum ARMA, Ubud, Gianyar, Rabu (28/10/2020).

“Di sini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memberikan ruang seluas-luasnya
kepada masyarakat terutama anak muda untuk berkreativitas tanpa batas,
berkesenian, mengambangkan jati diri masyarakat Bali yang berkesenian dan
berbudaya adi luhung,” jelasnya.

Kegiatan ini selaras dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola
Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru’, terkait pemajuan
kebudayaan yang meliputi adat, agama, tradisi, seni dan budaya.

Upaya ini diperkuat lahirnya Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.

“Seperti salah satu isi Tri Sakti Bung Karno yag juga terkandung dalam visi
Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Pemprov Bali ingin agar Bali bisa berkepribadian
dalam kebudayaan.

“Jadi sudah sepantasnya sebagai masyarakat Bali, kita bangga akan kebudayaan
dan kesenian Bali. Kita yang melestarikan dan terus menggali potensi kesenian
kita,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI tiga periode ini pun memaparkan, Bali sangat unik,
karena memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi yang bisa menjadi potensi
pembangunan perekonomian ke depan untuk masyarakatnya.

Pandemi Covid-19 ini menjadikan dinamika baru, pengetahuan baru untuk mendasin
kembali pembangunan di Bali.

“Peristiwa ini juga harus dijadikan momentum untuk mengembalikan jati diri
Bali sebagai pulau penuh kesenian dan kebudayaan. Kita bangkitkan kembali apa
yang kita miliki dan terus berkarya,” gugahnya.

Untuk itulah ia mengatakan alasannya untuk merancang pagelaran ini melintas
ruang dan waktu melalui teknologi.

“Melalui pameran yang diselenggarakan secara offline dan online ini, saya
harap kesenian Bali bisa semakin dijangkau di kancah global, serta bisa
menggugah masyarakatnya untuk terus berkarya,” tandasnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana, menyatakan
jika Pameran Bali Megarupa menyuguhkankreativitas seni inovatif, moderndan
kontemporer. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kegairahan generasi
penerus dalam berkesian.

Ia menambahkan, jika program ini mnyuguhkan para perupa muda yang bertujuan
untuk menumbuhkan para kreator hebat di bidang seni rupa modern dan
kontemporer.

FSBJ tahun 2020 yang mengusung tema Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi,
memadukan perpaduan pameran langsung yang tentu saja dengan prtokol kesehatan
yang sangat ketat serta secara daring.

Diharapkan dengan perpaduan penyelenggaraan tersebut, karya-karya seniman Bali
makin dikenal di kancah internasional.

Senada dengan hal tersebut, kurator Jean Couteau juga berharap agar para
perupa Bali bisa mengambil kesempatan di tengah pandemi ini. Ia mengatakan
jika pandemi mengajarkan masyarakat bahwa perubahan itu sangatlah dahsyat.

Untuk itu, sekarang para perupa muda harus bisa mengembangkan karakter diri
mereka masing-masing, harus mampu selalu menyesuaikan perubahan agar bisa
bertahan dalam 20 atau 30 tahun mendatang.

“Sekarang ajang pembuktian, apakah mereka masih memakai media biasa atau
memakai media baru? Harapan kami, mereka bisa mengambil kesempatan dengan
pembaruan,” tandasnya. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini