Kagama Menegakan Aturan Sasana Tari Rangda

8 Maret 2021, 17:25 WIB
Kagama Bali Live menggelar Webinar “Sasana Tari Rangda” pada
Sabtu, 6 Maret 2021./ist

Dalung – Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Bali (06/03/2021)
mengadakan Live Webinar Peresmian Sanggar Kagama dan Live Webinar Sasana Tari
Rangda yang di isi oleh Dr. I Komang Indra Wirawan, S.sn., M.FILH (Dosen
Universitas PGRI Mahadewa indonesta), Mangku Nyoman Ardika (Sengap) dan Mangku
Kadek Serangga Seniman.

Dengan di sambut oleh Ketua Pengurus Daerah KAGAMA Provinsi Bali I Gusti
Ngurah Agung Diatmika.

Pada sambutannya Diatmika menyampaikan dalam tradisi Bali yang dipandu
norma-norma di dalam norma adat atau yang dikenal sebagai Dresta dan
Loka-Dresta yang bersifat setempat, penyelenggaraan beberapa jenis tari dan
seni pertunjukan dipayungi norma-norma yang mesti dihormati dan ditaati.

Dalam diskusi berkembang, seni pertunjukan dalam budaya Bali dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori: Tari Wali (Tari Sakral), Tari Bebalihan
(Semi-Sakral) dan Bebalih-balihan (Tari Sekuler atau profan).

Kagama Bali Live menggelar Webinar “Sasana Tari Rangda” pada Sabtu, 6
Maret 2021.

Tari wali tidak dapet digelar sembarang tempat dan waktu,berdeda dengan
Bebalihan, dan Bebalih-balihan yang dapat dipentaskan sewaktu-waktu, tanpa
persiapan yang bersifat khusus, dan terkait rangkaian upacara tertentu.

Dalam tradisi Bali norma adat atau yang dikenal sebagai Dresta dan Loka-Dresta
yang lebih bersifat setempat memiliki rambu-rambu tentang bagaimana suatu
penyelenggaraan Tari Wali dapat berlangsung.

Beberapa jenis tari dan seni pertunjukan dipayungi norma-norma yang mesti
dihormati dan ditaati. “Dalam kontesk ini, peran Desa Adat menjadi sangat
penting,” ujar Diatmika.

Tarian Wali pun secara ketat diselenggarakan dengan proses yang khas, disiplin
kerohanian tertentu yang tidak selalu sama di satu dan di tempat yang lain,
serta rara Penari (Pragina) yang membutuhkan kematangan jnana dan kedewasaan
rohani.

Kagama Bali rencananya akan menyampaikan secara langsung rekomendasi detail
yang telah dirumuskan kepada pihak MDA dan PHDI.

“Kami memandang, keduanya lembaga ini yang sangat tepat untuk merumuskan dari
aspek kesakralan dan tradisi di masing-masing desa kita di Bali,” kata
Diatmika.

Perkumpulan Among Budaya Capung Mas, DPP Peradah Indonesia Provinsi Bali,
Komunitas literasipedia.id dan AMSI Bali lembaga-lembaga ini nanti juga
berkomitmen untuk membantu proses sosialisasi bila sudah ada rumusan mengenai
“Sasana Tarian Rangda”. (lif)

Berita Lainnya

Terkini