Kesadaran Kebersihan Rendah, DKP Tabanan Perbanyak Bank Sampah

14 September 2015, 15:03 WIB

sampah%2B2

Kabarnusa.com – Masih mininya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan secara umum dalam penanggulangan sampah di Kabupaten Tabanan masih rendah sehingga pemerintah terus menggencarkan pembangunan bank sampah.

Karenanya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Tabanan menyelenggarakan sosialisasi bertema Gerakan Masyarakat Mandiri Peduli Sampah (Gemah Ripah) Bank Sampah, bertempat di Kantor Camat Selemadeg Barat, Tabanan, Senin (14/9/2015).

Hadir sosialisasi perwakilan DKP Ni Made Ayu Wikarmini yang menghadirkan dua pembicara PT EnviroPallets Bali dan LSM Kunti Bhakti.

Ayu Wikarmini mengatakan sosialisasi memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sampah memiliki nilai ekonomis.

“Sampah memiliki nilai ekonomis dan dapat meningkatkan pendapatan dengan prinsip 3R melalui sosialisasi Gemah Ripah Bank Sampah,” katanya.

Prinsip 3R adalah Reduce, Recycle, dan Reuse. “Prinsip 3R meliputi yakni pembatasan timbulan sampah (Reduce), pendaur ulang sampah (Recyle), dan pemanfaatan kembali sampah (Reuse),” jelasnya.

Bank Sampah merupakan strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berteman dengan sampah.

Jadi bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus disatukan dengan gerakan 3R.

Dengan menyatukan bank sampah dengan gerakan 3R  akan tercipta kesatuan yang utuh antara warga, bank sampah dan dapat diwujudkan lingkungan yang bersih dan hijau di tingkat masyarakat.

Konsep Bank Sampah adalah koloborasi dengan perbankan di mana anggota/nasabah mendapat buku rekening.  Di Bank sampah selain sebagai penyelamat lingkungan ada konsep menabung.

“Di Bank Sampah, para nasabah menyetor sampah dan akan mendapat uang sesuai dengan nilai sampah mereka,” ujarnya.

Direktur Pelaksana PT. EnviroPallets Bali, Bambang Garnadi menjelaskan EnviroPallets sudah memproduksi 100 persen palet plastic dari bahan sampah daur ulang plastik.

Perusahaan ini memiliki visi melestarikan lingkungan hidup dan ekosistem dari dampak sampah plastik, sehingga pendorong produsen dari pabrik-pabrik di Indonesia untuk mengganti palet kayu dengan palet plastik.

Ni Putu Ariani pembicara dari LSM Kunti Bhakti mengungkapkan, strategi dengan pemilahan sampah organik dan anorganik.  Sampah organik dapat digunakan sebagai kompos. Sementara sampah anorganik ini dapat ditabung di Bank Samoah atau dijual kepada pengepul sampah.

“Setiap desa akan dibentuk kelompok Bank sampah, yang fungsinya adalah menerima sampah dari masyarakat dan mengolahnya sehingga menjadi bermanfaat,” ujarnya. (gus)

Artikel Lainnya

Terkini