Komponis Kini Hadirkan Komposer Gamelan Suweca Putra dan Gede Sukaryana

23 Juli 2016, 08:00 WIB

Kabarnusa.com – Program Komponis Kini #2 kembali menghadirkan dua komposer new gamelan yang akan mengkreasi sejumlah komposisi sebagai respon atas tema utama “A Tribute to Lotring”.

Dua komponis muda tersebut I Putu Adi Septa Suweca Putra (Ubud) dan I Putu Gede Sukaryana (Tabanan), akan mempresentasikan komposisi terkini mereka di Bentara Budaya Bali, Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No88A, Ketewel, Minggu (24/7/2016).

Sebelumnya, mereka memulai edisi pertama pada tanggal 24 Juni 2016 lalu, Keduanya sempat mengenyam pendidikan di ISI Denpasar.

Seperti para seniman Bali umumnya, mereka telah mengalami proses cipta dan pendalaman seni gamelan di banjar-banjar atau sekaa-sekaa (komunitas/grup).

Kali ini mereka akan tampil bersama sekaa masing-masing, yaitu Gamelan Nata Svara (komponis I Putu Adi Septa Suweca Putra) dan Gamelan Ceraken (komponis I Putu Gede Sukaryana).

‘Komponis Kini’ merupakan acara berkala setiap bulannya dengan pilihan tajuk “A Tribute to Lotring” sebagai penghargaan dan penghormatan mendalam kepada maestro gamelan yang karya-karyanya terbilang immortal.

Lotring adalah sebuah fenomena, seorang seniman pelopor yang memberi sentuhan personal pada keberadaan seni gamelan Bali.

Musik bagi warga asal Banjar Tegal – Kuta kelahiran 1887 ini, bukan semata sebuah persembahan untuk memaknai upacara atau ritua-ritual tertentu, melainkan juga sebuah proses penciptaan dan penemuan diri yang menandai hadirnya kemodernan pada masa itu.

Sebagai kurator program ini adalah 3 komposer yang sudah sekian lama menekuni dunia new gamelan, antara lain: Wayan Gde Yudane, Wayan Sudirana dan Dewa Alit.

Menurut Wayan Sudirana,

“Para komponis muda yang tampil dalam setiap seri program ini telah melalui proses kurasi dan seleksi karya,” kata Wayan Sudirana dalam siaran pernya Sabtu (23/7/2016).

Dua komposer terpilih “Komponis Kini #2” kali ini, I Putu Adi Septa Suweca Putra dan I Putu Gede Sukaryana, telah mengalami proses cipta yang panjang.

Kedunau, kerap diundang mempresentasikan karya-karya atau mendukung pertunjukan terpilih di berbagai kota di dunia; Malaysia, San Fransisco, New York, Brooklyn, dan lain-lain.

Komposisi diciptakan Sukaryana misalnya, mengandung keunikan dan kekhasan tersendiri karena kemampuannya menyerap unsur-unsur musikal India dan mengolahnya menjadi ekspresi yang mempribadi semisal unsur musik tabla.

Sukaryana lahir tahun 1987, musisi dan komposer dari desa Beraban di Kabupaten Tabanan.
Seperti kebanyakan musisi Bali dengan pelatihan Konservatorium, kompetensinya dalam gamelan Bali dimulai pada umur 15 tahun.

Sebagai anggota dari kelompok seni (sanggar) Ceraken, ia telah terlibat dalam berbagai proses karya-karya baru yang bersama komposer lokal maupun internasional.

Selain menekuni gamelan Bali, ia juga mempelajari musik global, khususnya India Hindustani dan Carnatic dan seni musik Barat.

Komposisi Genta Hrdaya (2013) ditampilkannya bersama gamelan Taruna Mekar (desa Tunjuk, Tabanan), membuat komposisi untuk Gamelan Bike-Bike (Vancouver, Kanada, 2015), dan Gamelan Scarlatti yang berkolaborasi dengan John Noise Manis (Italy).

Putu Adi Septa Suweca Putra, bergiat di gamelan Cenik Wayah, bahkan ketika memulai terjun mendalami gamelan (umur 11 tahun), ia telah menunjukkan kreativitasnya dan keingintahuan yang tinggi.

Tidak heran bila komposisinya belakangan ini menunjukkan semangat pembaharuan serta mengacu pada pertanyaan-pertanyaan filosofi yang mendasar sebagaimana tajuk komposisinya; Lebur Aur, Thunderstrom, atau yang kental dengan warna sosial serta otokritinya, Aku Bukan Sampah.

Selain menampilkan pertunjukan musik, acara diperkaya timbang pandang atau dialog bersama para komposer bersangkutan sebagai sebentuk pertanggungjawaban penciptaan.

Hal mana ini sejalan semangat “A Tribute to Lotring” yang diusung dalam program ini, yakni upaya sebuah pencarian dan penemuan diri sekaligus ajang bagi komponis-komponis new gamelan untuk mengekspresikan capaian-capaian terkininya yang mencerminkan kesungguhan pencarian kreatifnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini