Tabanan – Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menerima kedatangan audiensi dari Paiketan Seniman Tabanan yang dikomandoi oleh I Nyoman Ardika alias Sengap, Selasa, (11/4) di kantor Bupati Tabanan.
Bupati Tabanan dalam sambutannya mengemukakan Pemkab Tabanan memberikan apresiasi Paiketan Seniman Tabanan, yang akan menggelar workshop pakem Joged Bumbung Tradisi menuju Modernisasi. Hal ini dikemukakan karena berbicara tentang Tarian Joged Bumbung, belakangan ini tidak terlepas dari tren negatif karena sebagian besar masyarakat pada umumnya mengidentikan Tari Joged dengan tarian goyang jaruh. Hal itu jelas sangat disayangkan, mengingat Joged Bumbung merupakan salah satu warisan budaya adiluhung Bali yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia yang patut dijaga kelestariannya dan ke-estetikannya.
“Sebagai Bupati saya berharap, bahwa dengan adanya workshop ini kemudian akan menelurkan atau menghasilkan sebuah keputusan mengenai tatanan Tari Joged Bumbung yang pada nantinya akan menjadi acuan dari sekaa-sekaa Joged yang ada di Tabanan,” ujar Bupati Sanjaya yang saat itu didampingi oleh Asisten II dan Kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan.
Baca juga : Bekuk 9 Tersangka, Polres Tabanan Ungkap 8 Kasus Narkoba
Lebih jauh Bupati Sanjaya juga berharap, dengan terbentuknya Paiketan Seniman Tabanan ini mampu memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan seni dan budaya serta tradisi yang ada di Tabanan sebagai bagian dalam mendukung program Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM), terutama dalam misinya yaitu pelestarian seni, tradisi, adat agama dan budaya yang ada di Tabanan.
Sebelumnya dalam audiensi tersebut, Sengap mengungkapkan, bahwa workshop modernisasi pakem Joged Bumbung tradisi menuju modernisasi digelar dengan tujuan agar menumbuhkembangkan seni Joged di Tabanan agar menjadi daya tarik tersendiri. Karena kebanyakan orang jaman sekarang dikatakannya, Joged itu sudah dihubungkan dengan tarian striptis oleh kebanyakan masyarakat umum yang hanya memikirkan goyangan.
Padahal satu kesatuan joged, goyangan yang dimunculkan itu tidak kedepan kebelakang, tapi kesamping. Akan tetapi di jaman sekarang ini adaya goyang muter. Nah kita di Tabanan sampai hari ini yang saya lihat datanya sekitar 48 Sekaa yang terdata belum lagi yang belum-belum terdata. Makanya kemarin kita harapkan dari pesertanya ini sekitar 120 peserta, jadi ada 60 Sekaa Joged yang bisa hadir,” ungkap Sengap.
Baca juga : Dukung Penyusunan RUU Statistik, Gubernur Koster: Agar Lebih Akomodatif dan Representatif
Dari sekian banyak sekaa joged di Tabanan, pihaknya mengatakan semuanya sudah disurati dan konfirmssi 90 persen kehadirannya dalam workshop. Ditegaskannya juga bahwa tujuan workshop adalah untuk mempertahankan seni budaya Joged di Tabanan selain merupakan lumbung pangannya Bali juga menjadi lumbung jogednya Bali, sehingga kedepannya diharapkan para penari joged memperhatikan sesaluknya. Dalam artian menari dengan cantik dan berkarisma, metaksu dan menarik.***