Loyalis Anas Dihabisi, Gede Pasek Meradang

22 Desember 2014, 00:00 WIB
Gede Pasek Suardika @2014

DENPASAR – Langkah pemecatan terhadap beberapa pengurus di daerah yang tidak mendukung Susilo Bambang Yudhoyono pada kongres Partai Demokrat mendatang membuat Gede Pasek Suardika meradang. Pasek geram dengan pelengseran para pengurus DPC dan DPD yang berseberangan dengan kepentingan elit Partai Demokrat dalam mendukung figur ketua umum di kongres mendatang.

Mereka dilengserkan atau telah dipelaksanatugaskan (plt) karena bersebenarangan dengan Sekjen Eddie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan Ketua Harian Syarif Hasan. “Saya baru tahu setelah bertemu teman-teman daerah, ternyata banyak yang di plt kan, karena tidak mau meneken surat dukungan untuk Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono di Kongres mendatang,” tukas Pasek di Denpasar, Minggu (21/12/2014).

Mereka yang dicurigai bertemu dengan kubu Anas Urbaningrum, langsung dijatuhi sanksi pencopotan jabatan struktural partai. Manuver Ibas dan Syarif menyatukan dukungan untuk SBY, dinilai tidak masuk akal di luar mekanisme organisasi, termasuk mengusulkan pencopotan delapan anggota DPR RI.

“Untungnya Pak SBY tidak menandatangani sehingga kedelapan anggota DPR urung dicopot,” tegas senator di DPD Senayan itu. Dia mengaku sebenarnya, dia telah berupaya melakukan rekonsilidasi antara kubu Anas Urbaningrum dengan SBY, untuk kembali menyolidkan membesarkan partai.

“Hanya saja, yang terjadi justru orang-orang anas dibersihkan, banyak yang dipecati,” sesalnya. Padahal, mereka dahulu peserta kongres yang telah memilih SBY sebagai ketua umum. Belakangan, mereka disingkirkan karena dianggap tidak sejalan dengan kepentingan elit partai yang menginginkan SBY memimpin Demokrat kembali.

Karena itu, dia tidak bisa mendiamkan fenomena menyedihkan ini. Saat ini, banyak plt di daerah, teman-teman yang dahulu memilih SBY dipecati tanpa prosedur yang benar. Para loyalis Anas yang masih ada di Jateng, Jatim, Jabar, DKI dan SUlawesi terus dihabisi karena tidak cocok dengan ketua harian Syarif Hasan.

Yang menyedihkan, justru SBY membiarkan hal itu. Meski, SBY bisa saja tidak tahu fenomena pencopotan atau pengurus di sejumlah daerah di plt kan. “Saya ingin mengembalikan hak mereka yang di-plt-kan, pemecatan mereka tidak sah karena tidak ditandatangani ketua umum,” tegas Pasek.

Sebenarnya, dia tidak mau ribut lagi, karena sebenarnya rekonsiliasi dengan SBY sudah dilakukan. Hanya saja, Pasek mengaku tidak bisa tinggal diam mengetahui kader pengurus demokrat menjadi korban elit partai di lingkaran SBY.

Dia menyebut, orang sekitar SBY yang memecati pengurus di daerah tanpa prosedur yang benar, sudah keterlaluan.

“Padahal saya kurang ada dengan SBY, melihat perkembangan teman-teman yang teraniaya itu meminta saya maju di kongres, saya tahu harus melawan tembok berlin, saya tetap akan maju sebagai calon ketua umum,” tandasnya lagi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini