Perdagangan Satwa Primata di Bali Mengkhawatirkan

30 Januari 2014, 18:31 WIB
Aksi ProFauna di DPRD Bali (Foto:Kabarnusa)

Kabarnusa.com, Denpasar –  Kalangan pecinta satwa menilai perdagangan primata hewan langka dilindungi di Bali kian mengkhawatirkan.
 

Ironisnya, transaksi satwa langka dilakukan secara bebas seperti di Pasar Satria Jalan Veteran Denpasar.

Tengara adanya transaksi satwa langka di pasar hewan terbesar di Denpasar itu dilontarkan Organisasi pecinta satwa, ProFauna.

Saat menggelar aksi kampanye perlindungan satwa primata di depan Gedung DPRD Bali mereka memaparkan kondisi satwa langka primata yang kian memprihatinkan.

“Hari ini hari primata Indonesia. Kami meminta masyarakat berperan aktif melindungi satwa liar, utamanya primata,” ucap korlap aksi Bayu, Kamis (30/1/2014).

Sembari mengenakan topeng primata mereka menyampaikan ajakan untuk memperhatikan nasib primata di Indonesia.

Bentuk kepedulian itu, alah satunya, tidak memperjualbelikan satwa primata.
Data dirilis ProFauna, dalam satu bulan penjualan primata mencapai puluhan ekor.

“Satu bulan 20 ekor monyet ekor panjang (kera abu-abu) diperjualbelikan. Itu terjadi di Pasar Satria, Denpasar,” sebut dia.

ProFauna juga mencatat di Bali masih terdapat perburuan lutung yang merupakan jenis primata yang dilindungi.

“Satwa ini memiliki fungsi di alam. Apabila mereka ikut campur mengambil mereka dari alam, maka akan mengubah ekosistem. Tentu akan berdampak langsung kepada kehidupan masnusia,” katanya mengingatkan. (kto)

Berita Lainnya

Terkini