Pertamina NRE, Keppel Infrastructure dan Chevron Garap Pengembangan Hidrogen Hijau dan Amonia Hijau di Indonesia

Pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau di Indonesia bakal dilakukan Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) menggandeng Keppel Infrastructure, melalui Keppel New Energy Pte. Ltd., dan Chevron Corporation (NYSE: CVX), melalui Chevron New Energies International Pte. Ltd.

11 November 2022, 18:35 WIB

BadungPertamina Power Indonesia (Pertamina NRE), Keppel Infrastructure, melalui Keppel New Energy Pte. Ltd., dan Chevron Corporation (NYSE: CVX), melalui Chevron New Energies International Pte. Ltd tengah menggarap pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau di Indonesia.

Sebagaimana tertuang dalam penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) untuk mengeksplorasi proyek pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau tertentu, dengan menggunakan energi terbarukan untuk lokasi utamanya berada di Sumatera, Indonesia.

Penandatanganan JSA diadakan di Business 20 (B20) Investment Forum, yang diadakan menjelang B20 Summit di Bali.

B20 merupakan forum dialog resmi dari G20 yang mewakili komunitas bisnis global. JSA tersebut ditandatangani CEO Pertamina NRE, Dannif Danusaputro; Director Keppel New Energy, Pte., Ltd., Yong-Hwee CHUA dan Director Chevron New Energies International, Pte., Ltd Andrew S Mingst.

Turut menyaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan; Menteri Investasi Indonesia sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia; Presiden Direktur & CEO PT Pertamina (Persero) sekaligus Ketua Satuan Tugas B20 Energy, Sustainability and Climate, Nicke Widyawati; serta CEO Keppel Infrastructure, Cindy Lim.

Joint Study Agreement dimaksudkan untuk menjajaki kelayakan pengembangan fasilitas hidrogen hijau, dengan kapasitas produksi minimal 40.000 ton per tahun yang didukung oleh setidaknya 250 – 400 MW energi panas bumi pada tahap awal.

Fasilitas produksi hidrogen akan memiliki potensi untuk ditingkatkan hingga 80.000 dan 160.000 ton per tahun yang bergantung pada ketersediaan energi panas bumi serta permintaan pasar.

JSA akan menggabungkan kekuatan yang saling melengkapi di antara Pertamina NRE sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia.

Sedangkan Keppel Infrastructure selaku penyedia solusi infrastruktur energi terkemuka yang berbasis di Singapura dengan rekam jejak kuat dalam mengembangkan dan mengoperasikan proyek infrastruktur energi dan lingkungan berskala besar.

Kemudian, Chevron, perusahaan energi multinasional yang berkomitmen dalam menyediakan energi terjangkau, andal, dan bersih.

Berdasar laporan International Energy Agency (IEA), Indonesia, yang merupakan negara dengan kepadatan penduduk terbesar ke-empat di dunia, memiliki rencana yang baik dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Hidrogen dan amonia telah diidentifikasi sebagai bahan bakar rendah karbon yang merupakan bagian penting dari perencanaan ini.

Amonia juga dapat digunakan untuk mengangkut hidrogen dan berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak perkapalan (bunker fuel) sebagai solusi rendah karbon dalam industri maritim global.

Indonesia memiliki sekitar 40 persen dari potensi sumber daya panas bumi dunia, memiliki peluang dalam pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi yang terpercaya dan stabil untuk menghasilkan amonia hijau atau hidrogen hijau.

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau memiliki peran penting dalam roadmap Net Zero Emissions Indonesia.

“Dengan potensi tersebut, kami percaya bahwa Indonesia juga akan memainkan peran kunci dalam produksi hidrogen hijau di Asia,” tuturnya dari keterangan tertulis.

Pihaknya anntusias dengan kolaborasi strategis ini karena meyakini Keppel dan Chevron adalah perusahaan terkemuka yang memiliki visi yang sama dalam transisi energi.

CEO Keppel Infrastructure,Cindy Lim mengatakan, Indonesia adalah negara dengan sumber daya besar yang memiliki potensi energi terbarukan dan rendah karbon yang sangat tinggi.

Cindy Lim mengaku senang dapat bekerjasama dengan para pemimpin industri, Pertamina dan Chevron, untuk mengeksplorasi penggunaan perdana energi panas bumi.

Juga energi terbarukan lainnya untuk mengembangkan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau, mendukung upaya transisi energi Indonesia, serta mendukung investasi dalam rantai pasokan energi terbarukan di wilayah ini.

Hal ini sejalan visi Keppel 2030, yang menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari strateginya, kerja sama ini akan memperluas rekam jejak geografis Keppel Infrastructure dalam menciptakan dan menangkap nilai tambah dari komitmen global untuk mencapai net zero dan transisi energinya.

Wakil Presiden Hydrogen, Chevron New Energies, mengaku memiliki sejarah panjang beroperasi di Indonesia dan bekerjasama dengan Pertamina, serta memiliki hubungan kerja yang erat dengan Keppel Infrastructure.

Austin Knight mengungkapkan harapannya, dapat memanfaatkan keahlian bersama ini untuk mempelajari dan mengevaluasi peluang bisnis rendah karbon di kawasan ini.

Kekuatan Chevron selalu dalam hal memecahkan masalah energi yang besar dan kompleks, dan membangun masa depan rendah karbon menjadi peluang-bisnis yang memotivasi .

Sebagai bentuk dari upaya ini, kita harus bekerjasama untuk mencari cara-cara baru yang inovatif agar dapat terus memproduksi dan mengantarkan energi yang semakin bersih untuk dunia yang terus berkembang.

Keppel Corporation Limited, perusahaan induk dari Keppel Infrastructure, tidak mengharapkan perkembangan yang disebutkan di atas akan berdampak material pada earnings per share dan net tangible asset per share Keppel Corporation untuk tahun anggaran yang sedang berjalan. ***

Berita Lainnya

Terkini