Jakarta – Direktur Eksekutif Human Studies, Rasminto, mengapresiasi langkah sigap PT Pertamina dalam memastikan kelancaran distribusi bahan bakar minyak (BBM) selama arus mudik Lebaran 2025.
Menurutnya, kesiapan Pertamina dalam menyesuaikan jam operasional SPBU serta mengoptimalkan rantai pasok BBM merupakan langkah strategis yang tidak hanya mendukung kenyamanan pemudik, tetapi juga berkontribusi terhadap stabilitas nasional.
“Kami mengapresiasi kesigapan Pertamina dalam menjamin pasokan BBM selama masa mudik dan balik Lebaran. Dengan strategi distribusi yang terencana serta optimalisasi operasional SPBU di jalur-jalur utama, merupakan bukti Pertamina telah menunjukkan perannya sebagai BUMN yang tidak hanya berorientasi pada layanan publik, tetapi juga memiliki kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Rasminto.
Menurutnya, ketersediaan BBM yang stabil merupakan faktor fundamental dalam mendukung kelancaran arus mudik. Mobilitas jutaan pemudik, terutama di jalur darat, sangat bergantung pada akses BBM yang mudah dan terjangkau.
“Jika terjadi hambatan dalam distribusi, seperti keterlambatan pasokan atau antrean panjang di SPBU, hal ini dapat berdampak pada terganggunya perjalanan masyarakat serta berpotensi menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan sosial di lapangan”, jelasnya.
Lebih jauh, Rasminto menekankan bahwa kelancaran distribusi BBM tidak hanya berdampak pada kenyamanan pemudik, tetapi juga pada stabilitas nasional.
“Gangguan pada pasokan energi dapat berimbas pada berbagai sektor, termasuk transportasi, logistik, dan aktivitas ekonomi secara umum. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil Pertamina untuk memastikan pasokan BBM tetap terjaga selama arus mudik merupakan bagian penting dalam menjaga ketertiban sosial dan stabilitas ekonomi selama periode mudik”, tandasnya.
Menurutnya, jaminan pasokan energi yang memadai merupakan salah satu elemen krusial dalam menjaga stabilitas negara.
“Ketahanan energi memiliki korelasi langsung dengan ketahanan nasional. Jika distribusi BBM terganggu, dampaknya dapat meluas ke sektor-sektor strategis lainnya. Dalam konteks ini, kita berharap kesiagsiagaan ini bentuk Pertamina dalam memastikan rantai pasok BBM tetap berjalan optimal,” jelasnya.
Rasminto juga menyoroti pentingnya koordinasi antara BUMN dan pemerintah dalam menghadapi lonjakan kebutuhan BBM saat mudik.
“Sinergi antara Pertamina, Kementerian Perhubungan, aparat keamanan, serta pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk memastikan distribusi BBM berjalan lancar, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat”, tegasnya.
Rasminto optimistis bahwa mudik tahun ini akan lebih lancar dan kondusif. Sebab, kelancaran mudik bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau BUMN, tetapi juga seluruh masyarakat.
“Dengan kesiapan Pertamina dalam menjamin pasokan BBM, kita semua memiliki peran untuk memastikan perjalanan mudik berlangsung aman, nyaman, dan berkontribusi pada stabilitas nasional,” pungkasnya.***