Tim mahasiswa UMK perlihatkan karya Pup Baby untuk tekan kematian bayi (foto:istimewa) |
Kabarnusa.com – Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (FT UMK) membuat alat untuk menghindarkan bayi dari hipotermia dengan rancangan yang disebut ‘’Pup Baby’’ (Pupa Incubator Portable for Baby).
Masih tingginya tingkat kematian pada bayi akibat hipotermia. Hipotermia merupakan kondisi yang terjadi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35°C.
Tingginya angka kematian pada bayi akibat hipotermia ini, rata-rata terjadi di daerah yang jauh dari akses kesehatan, khususnya di daerah pedalaman.
Guna menekan angka kematian bayi karena masalah ini, lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (FT UMK) membuat alat untuk menghindarkan bayi dari hipotermia.
Alat yang diberi nama ‘’Pup Baby’’ (Pupa Incubator Portable for Baby) besutan lima mahasiswa yakni adalah Rahmawan Wijaya, Raditya Rifky Herdiansyah, Mufti Mubarok, Syafiq Bullah Amin, dan Ryan Andika.
‘’Pup Baby ini lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2016 melalui pengajuan tahun 2015,’’ ujar Rahmawan Wijaya, ketua tim PKM-KC dari FT UMK dalam rilis diterima Kabarnusa.com.
Syafiq Bullah Amin, anggota tim PKM-KC, menyampaikan, ide pembuatan ini berdasarkan pengalaman, ada bayi saudaranya di salah satu desa di Pegunungan Muria di Kudus, meninggal karena mengalami hipotermia.
‘’Sewaktu saudara Saya membawa anaknya ke rumah sakit, namun akhirnya tidak tertolong karena akses ke rumah sakit terlalu jauh melalui naik turun jalanan pegunungan yang cukup berbahaya,’’ terangnya baru-baru ini.
Dengan pengalaman itu, Syafiq dan teman-temannya kemudian mendiskusikan untuk mencari solusi, agar permasalahan serupa tidak menimpa orang lain yang memiliki anak bayi. ‘’Pada 2015, setelah melalui diskusi panjang, akhirnya kami mengajukan Pup Baby ini dalam seleksi PKM-KC,’’ jelasnya.
Pup Baby merupakan peralatan yang simpel dan bisa dibawa ke mana-mana.
‘Banyak dikenal masyarakat umum selama ini untuk penghangat bayi yaitu incubator yang ada di rumah sakit atau klinik-klinik kesehatan. Itu sangat mahal dan tidak praktis,’’ lanjut Syafiq diamini Mufti Mubarok.
Tim pembuat Pup Baby dari FT UMK ini berharap, alat yang telah dirancangnya ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas di Indonesia, khususnya di wilayah pinggiran dan pedalaman yang akses ke klinik kesehatan atau rumah sakit, sangat sulit.
‘’Harapan kami sederhana, semoga alat ini bisa membantu pemerintah dalam mengatasi atau menekan angka kematian bayi karena hipotermia,’’ kata Syafiq didampingi Rahmawan Wijaya dan Mufti Mubarok. (des)