Raih Pendanaan Rp 1,86Triliun, Sinergi BUMN Farmasi Siap Ekspansi Bisnis Kembangkan Industri Healthcare

BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) (“Bio Farma”), PT Kimia Farma Tbk (“KAEF”) dan PT Kimia Farma Apotek (“KFA”) meraih pendanaan Total investasi sekitar Rp1.860.000.000.000 untuk ekspansi bisnis strategis hingga pengembangan industri Industri healthcare.

13 November 2022, 20:38 WIB


Badung – Total investasi sekitar Rp1,86 Triliun diraih BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) (“Bio Farma”), PT Kimia Farma Tbk (“KAEF”) dan PT Kimia Farma Apotek (“KFA”) yang akan dipergunakan untuk ekspansi bisnis strategis hingga pengembangan industri Industri healthcare

Hal itu terungkap saat penandatanganan kerja sama strategis dalam rangka pengembangan industri healthcare di Indonesia antara, BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) (“Bio Farma”), PT Kimia Farma Tbk (“KAEF”) dan PT Kimia Farma Apotek (“KFA”)  dengan Silk Road Fund (“SRF”) dan Indonesia Investment Authority (“INA”).

Penandatanganan ini dilakukan di Hotel Indigo Seminyak, Bali pada Minggu (13/11/2022).

Para pihak yang menyepakati kerja sama ini, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir; Direktur Utama Kimia Farma, David Utama; Direktur Utama KFA, Nurtjahjo Walujo Wibowo; Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun; serta Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah.

Turut menyaksikan Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury dan Komisaris Utama Bio Farma, Tanri Abeng.

Kemitraan transformatif ini sejalan tujuan Pemerintah Indonesia untuk lebih mengembangkan industri healthcare serta membawanya menuju kualitas dan standar internasional.

Kolaborasi para pihak dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA.

Disampaikan, investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional.

Investasi strategis ini akan membawa KAEF dan KFA serta industri healthcare Indonesia ke tingkat selanjutnya.

Total investasi sekitar Rp1,86 Triliun untuk 40% kepemilikan di KFA, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.

Kedua investor akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 14 Oktober 2022 di Jakarta.

Sedangkan KAEF mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi Perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.


Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury, mengatakan, kerja sama investasi ini dapat membukakan akses Kimia Farma ke ekspertis dari investor global.

“Akses pada ekspertis investor global juga akan memperkuat posisi perusahaan serta meningkatkan kualitas mengacu pada standar internasional,” ujar Pahala Mansury dalam keterangan tertulisnya.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, menyampaikan, kerja sama investasi ini akan memperkuat struktur permodalan kerja anak usaha dan cucu usaha grup Bio Farma.

“Sebagai holding grup BUMN Farmasi, Bio Farma mendukung setiap wujud nyata investasi dalam pengembangan industri healthcare di Indonesia,” jelasnya.

Sementara, Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, mengemukakan bahwa masuknya investor akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma, dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ke luar negeri.

“Kaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai perusahaan,” tutur David Utama dalam kesempatan sama.

Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan Perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Perseroan yang lebih baik,” ungkap David.

Di tempat yang sama, Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun, menuturkan, “Kesepakatan ini merupakan proyek utama dari kerja sama berkualitas tinggi antara Tiongkok dan Indonesia di bawah Belt and Road Initiative dan merupakan peluang investasi yang menarik.

Melalui dukungan Pemerintah Indonesia yang kuat dan upaya bersama INA, kami berharap dapat bekerja sama dengan manajemen Kimia Farma dan KFA dalam fase pengembangan perusahaan selanjutnya.”

Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyatakan optimis kesepakatan ini dapat membuka potensi eksosistem farmasi di Indonesia.

Kimia Farma Group merupakan perusahaan yang secara mumpuni memiliki kapasitas dari hulu ke hilir di seluruh rantai nilai sektor farmasi, dengan lebih dari 1.100 outlet, 400 klinik, dan 70 laboratorium diagnostik.

Pihaknyan percaya kerja sama dengan SRF yang dituangkan dalam perjanjian ini akan mendukung ekspansi perusahaan guna meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia yang kurang terlayani.”

Sesuai mandatnya, INA berperan untuk menarik investasi, baik domestik maupun internasional, sebagai alternatif pembiayaan non-utang yang akan digunakan untuk mendukung pengembangan bisnis kesehatan berkelanjutan di Indonesia.

Sebagai salah satu sumber pembiayaan alternatif, keterlibatan SRF dan INA mendukung perwujudan kemakmuran jangka panjang bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Credit Suisse, BNI Sekuritas and Mandiri Sekuritas adalah penasehat keuangan untuk KAEF dan KFA.CLSA adalah penasehat keuangan untuk SRF and INA. ***

Berita Lainnya

Terkini