RI dan Malaysia Sepakat Berjuang Melawan Diskriminasi Sawit

5 Februari 2021, 19:40 WIB

Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin
Yassin/Biro Pers Setpres

Jakarta – Indonesia dan Malaysia sepakat untuk berjuang bersama dalam
melawan diskriminasi terhadap industri sawit.

Hal itu terungkap saat Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri (PM)
Malaysia Muhyiddin Yassin yang melakukan lawatan ke Indonesia hari ini, Jumat,
(5/2/2021).

Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga dekat dan serumpun. Malaysia
juga merupakan salah satu mitra penting Indonesia di bidang perdagangan, di
bidang investasi, di bidang pariwisata, dan sosial budaya.

“Kita akan terus memperkuat hubungan baik antarkedua negara melalui komunikasi
yang kuat pada semua tingkat,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan
pernyataan pers bersama PM Muhyiddin Yassin di Ruang Kredensial, Istana
Merdeka, Jakarta.

Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin membahas mengenai isu sawit.

Jokowi menegaskan, Indonesia akan terus berjuang untuk melawan diskriminasi
terhadap sawit dan perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan
bersama.

“Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit
ini,” tegasnya.

Senada Jokowi, PM Muhyiddin Yassin juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait
kampanye antisawit, terutama yang terjadi di Eropa, Australia, dan Oseania.

Menurutnya, kampanye tersebut tidak berasas dan bertentangan dengan komitmen
Uni Eropa dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai perdagangan bebas.

“Kampanye antisawit ini tidak berdasar dan tidak mencerminkan keberlanjutan
industri sawit dunia dan bertentangan dengan komitmen UE dan WTO tentang
praktik perdagangan bebas,” ujar PM Muhyiddin.

Kemudian, Presiden Jokowi juga menyambut baik kesepakatan secara prinsip
dibentuknya travel corridor arrangement (TCA) kedua negara. Mengenai waktu
pemberlakuan TCA, Presiden mengatakan hal tersebut akan dikomunikasikan
kemudian.

“Saya juga menyampaikan pentingnya ASEAN segera menyelesaikan ASEAN Travel
Coridor Arrangement Framework dan di masa sulit seperti ini menjadi
kepentingan ASEAN untuk terus menunjukkan soliditas,” imbuhnya.

Terkait kesepakatan TCA, PM Muhyiddin Yassin meyakini bahwa Indonesia dan
Malaysia akan segera mencapai kata sepakat untuk membentuk standard operating
procedure (SOP).

“Apa yang penting adalah kedua negara perlu meneliti dan juga menilai situasi
semasa Covid-19 di kedua negara sebelum ini dapat kita laksanakan,” kata PM
Muhyiddin.

Pertemuan dengan PM Muhyiddin Yassin berlangsung dengan baik, terbuka, dan
komprehensif. Kedua pemimpin membahas sejumlah hal terkait isu bilateral
seperti perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia, hingga isu
kawasan.

“Saya menyampaikan apresiasi, penghargaan atas kerja sama perlindungan WNI di
Malaysia, terutama selama pandemi dan saya kembali menitipkan WNI di Malaysia
kepada pemerintah Malaysia,” ungkapnya.

Terkait perlindungan pekerja migran Indonesia, Presiden Jokowi menekankan
pentingnya penyelesaian pembuatan nota kesepahaman (memorandum of
understanding/MoU) baru mengenai penempatan dan perlindungan pekerja domestik
Indonesia di Malaysia.

“Selain itu, dua negara juga perlu membangun one channel system agar masalah
penempatan tenaga kerja dapat dilakukan secara lebih baik untuk mencegah
terjadinya para pekerja menjadi korban perdagangan manusia,” jelasnya.
(rhm)

Berita Lainnya

Terkini