TNI Bersama Warga Rabat Beton Jalur Evakuasi Gunung Agung

1 Juni 2019, 00:00 WIB
TNI dan Polri bersama masyarakat melakukan perabatan beton jalan evakuasi Gunung Agung, Karangasem

Karangasem – Warga Sabun dan Bukit Galah Kabupaten Karangasem berjibaku bersama TNI dan Polri melalukan rabat beton jalan yang lama telah rusak. Kondisi jalan Desa Adat Sebun menuju Desa adat Bukit Galah, Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, baru 60 persen diperbaiki.

Kerusakan jalan yang berlangsung lama ini, membuat warga harus ekstra hati-hati saat melintasi. Padahalm jalur ini merupakan jalur evakuasi bila Gunung Agung mengalami erupsi. Akhirnya, melalui dana desa, mendapat perbaikan.

“Lumayan bisa dirabat beton walau hanya sebagian kecil,” ujar Perbekel Sebudi, Komang Tinggal. Pengerjaan jalan dimulai 20 hari lalu. Jalan sepanjang 1 km, dirabat beton dari sisi timur dekat Tukad Panti sampai sisi barat di dekat jembatan penghubung Banjar adat Sebun.

Juga, di ujung Barat Desa Adat Bukit Galah yang sempat hanyut juga telah dilakukan perbaikan dengan dibantu BPBD dan PU Karangasem. Jalan ini adalah jalur evakuasi warga asal Bukit Galah dan Yeh Kori kalau Gunung Agung terjadi erupsi.

Pasalntya, jembatan desa hanyut, sehingga warga Bukit Galah sempat mengungsi cukup lama hampir satu tahun. Mereka tidak berani pulang karena jalan desa mereka rusak parah. Warga masih was-was.

Beruntung, Perbekel Sebudi mengganggarkan lewat dana desa untuk perbaikan jalan tersebut. Walaupun jalan Bukit Galah sudah di rabat Beton namun jalan Sebun menuju Sukaluwih sepanjang 2 km lebih masih rusak total.

Warga Bukit Galah dan Warga Sebun mendapat bantuan tenaga dari TNI untuk melanjutkan pengerjaan rabat beton tersebut. Bahkan Dandim 1623 Karangasem Letkol Inf Bima Santosa ikut hadir dalam kesempatan itu.

“Kita hanya mensupport warga, semangat gotong royong mereka sangat tinggi,” ujar Bima di Damping Danramil Selat Kapten Inf Made Arjana.

Dandim bersama dengan Bendesa adat Bukit Galah I Putu Suyasa bersama Perbekel Sebudi, Nyoman Tinggal, Kawil Sebudi Putu Tangkas dan Kawil Sogra I Nyoman Muliarta sempat berjalan jalan sampai ke Tukad Panti di sisi timur Desa adat Bukit Galah. Di Tukad Panti sendiri belum di buat jembatan Permenan.

“Jembatan tersebut cukup lebar, menggunakan dana desa tidak sanggup,” ujar tinggal. Untuk dana rabat beton sebesar dianggarkan sebesar Rp 258 juta yang bersumber dari dana desa.

Selaian jalan warga Bukit Galah juga belum ada listrik dan air bersih. Untuk listrik sekalipun ada selama ini mereka nyantol atau numpang dari Dusun tetangga. Warga berharap, PLN bisa masuk ke desa mereka sebab sudah menjadi kebutuhan pokok. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini