Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong
transformasi digital di sektor perikanan tangkap guna meningkatkan kontribusi
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kelautan. (15/1/2021).
“Sistem teknologi sudah berkembang pesat, kita harus monitor 24 jam
produktifitas di setiap kapal yang berlayar mencari ikan untuk memudahkan
traceability data,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono,
di Jakarta, saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi dengan Direktoral
Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Jumat (15/1/2021).
Mulai dari jenis ikan yang ditangkap, hingga berat tangkapan ikan di kapal
tersebut, semua harus terintegrasi di dalam sebuah sistem yang akurat. “Saya
yakin dengan adanya digitalisasi ini PNBP KKP dapat meningkat pesat,”
sambungnya.
Ia mengatakan bahwa negara lain sudah banyak yang menggunakan teknologi
canggih untuk mendapatkan akurasi dalam menghimpun data dari nelayan.
Ia pun mendorong agar kegiatan uji coba dapat segera dilakukan sehingga pada
pertengahan tahun 2021 sistem tersebut sudah layak digunakan.
Selain itu sistem terbaru tersebut juga harus terintegrasi dengan Smart Card
atau Kartu Pintar yang akan diterbitkan oleh DJPT untuk para nelayan di
Indonesia.
“Saya harap program ini dapat segera direalisasikan maksimal pertengahan tahun
ini sudah lolos uji coba, dan yang tidak kalah penting sistem ini juga harus
terintegrasi dengan Smart Card,” tuturnya.
Plt. Dirjen Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini atau yang kerap disapa Zaini
dalam paparannya mengatakan bahwa saat ini tahap awal proses pengembangan
teknologi tersebut sudah berjalan.
Untuk selanjutnya Ia berharap sistem yang akan diaplikasikan bisa memudahkan
pendataan di pelabuhan pada saat kapal mendarat sehingga proses konfirmasi
data bisa dilakukan lebih cepat.
“Kami akan menggunakan alat yang sudah teruji dengan baik sehingga mempercepat
pelaksanaan di lapangan, nantinya sistem ini akan terhubung dengan pendataan
di seluruh pelabuhan di Indonesia sehingga kita bisa mendata jumlah hasil
tangkapan secara lebih presisi,” tutup Zaini di Gedung Mina Bahari IV
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (riz)