Umat Beragama di Bali Ingatkan Bahaya Radikalisme

2 Juni 2015, 16:35 WIB

Kabarnusa.com – Tokoh umat beragama di Bali kembali mengingatkan kepada semua pihak akan bahaya paham radikalisme bagi keutuhan bangsa dan negara.

Ketua MUI Buleleng, Abdurrahman Said mengungkapkan, radikalisme merupakan paham yang menginginkan pembaharuan cepat dan keras.

“Islam tidak disebarkan dengan cara-cara semacam itu,” Kata dia dalam diskusi terbuka bertajuk “Meredam Radikalisme Menuju Islam Berkemajuan” yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Buleleng di RM Manalagi Singaraja, Selasa (2/6/2015).

Untuk itu, umat Islam wajib berjihad jika berada di daerah konflik dan teraniaya.

Jika berada di daerah damai, jihadnya berupa amar makruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan, dan menjauhi kemungkaran).

Dia lantas merinci beberapa ciri kaum radikal. Yakni, tidak toleran, fanatic (merasa diri paling benar, eksklusif (memisahkan diri dari kebanyakan orang) dan revolusioner atau cenderung menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan).

Dalam pandangan Ketua PD Muhammadiyah Buleleng, Moh. Hidayat, tema ini diangkat karena selama ini terkesan Islam identik dengan kekerasan.

Padahal, kata mantan Sekretaris KPU Buleleng ini, sesuai namanya, Islam mengajak kepada kedamaian dan kesejukan.

“Islam merupakan agaman cinta kasih. Mengajak hidup rukun dan tenteram. Agama yang berkemajuan, mengajak berbuat kebajikan dan menjauhi kemungkaran,” tutur dia.

Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bulelang, Putu Wilasa menambahkan,

Sejatinya, radikalimse adalah kebodohan. Karena itu, dengan pendidikan yang benar, sifat-sifat radikalisme bisa dihilangkan.

Dalam Diskusi yang dibuka Ketua PD Muhammadiyah Buleleng, H. Mohammad Hidayat Abbas, dan dipandu M. Ali Susanto itu, Wilasa menyebut radikalisme muncul karena mengganggap diri paling baik dan paling benar.

Radikalisme, juga cenderung negative. Itu disebabkan karena kebodohan.

“Penyakit kebodohan bisa dihilangkan dengan pendidikan yang mencerahkan,” ujarnya.

Semua agama ingin menuju kedamaian dan cinta kasih. Itu pula yang didambakan oleh semua makhluk di dunia ini.

Namun, kedamaian tidak mungkin jatuh dari langit begitu saja. Kedamaian harus diperjuangkan. (kto)

Berita Lainnya

Terkini