Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Mulai Berlakukan Pembayaran Berbasis QRIS

29 Oktober 2021, 20:56 WIB
AVvXsEjXqKYq1Po2D7Jagw2b9vFIah85r1zblLrW9E5F6o4 kIANzftDpcQ1YiTioktj7fr5I0f5Z iEfDP3HHjdjX3XeiMXCLthyUvloFtHu8UGNZrcRp qQrEDmWQACQU SQbgcu wjX6HFNzprZKLXzeo3qrTcqT5e5nVKwO0sccfXA6 TnVtyR89mslmQ
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho./Dok.BI Bali

Badung– Kawasan Bea Cukai Bandara Ngurai Rai menjadi  seremoni Bea Cukai pertama di Indonesia yang menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS.

Launching QRIS didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali yang bersinergi dengan Kantor Wilayah Bea Cukai Balinusra dan Bank Mandiri.

Hadir dalam anggota Komisi XI DPR RI, Wakil Gubernur Provinsi Bali, Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Ngurah Rai, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Regional CEO Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara, dan perwakilan General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.

Kegiatan seremoni yang dihadiri para pegawai di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai dilakukan dengan first experience QRIS untuk pembayaran pungutan negara di bidang kepabeanan atas Barang Bawaan Penumpang yang baru datang dari Luar Daerah Pabean (Luar Negeri) yang nilai barangnya melebihi fasilitas pembebasan yang telah ditentukan.

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan peninjauan langsung ke lokasi pelayanan bea cukai yang menjadi titik penempatan QRIS. 

Terdapat 2 (dua) titik penempatan QRIS yakni di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Ngurah Rai dan di dalam Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Keberhasilan ini akan direplikasi di seluruh kantor-kantor Bea Cukai di bawah Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara

“Harapannya dapat menginspirasi badan publik lainnya di Bali maupun luar daerah untuk menerapkan QRIS,” tutur  Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/10/2021).

Ttidak hanya sebagai prasyarat untuk transformasi digital, lanjut Trisno tetapi juga sebagai akselerator dan re-aktivator untuk mendukung pemulihan ekonomi Bali dan Nasional. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini