Bentuk Crisis Center, AMSI Bantu Jurnalis dan Keluarga Dapatkan Akses Layanan Kesehatan Memadai

24 Juli 2021, 07:19 WIB
AMSI%2BCrisis%2BCenter
Ilustrasi/Dok. AMSI

Jakarta – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) berinisiatif membentuk
Tim AMSI Crisis Center COVID-19 yang akan membantu pekerja media dan
keluarganya yang terpapar COVID-19, agar mendapatkan akses layanan kesehatan
yang memadai.

Disadari, media merupakan salah satu sektor esensial yang tidak berhenti saat
bencana, termasuk saat pandemi COVID-19.

Meskipun banyak media menerapkan ketentuan bekerja dari rumah sesuai ketentuan
pemerintah, sebagian kecil tim masih diperlukan melakukan peliputan untuk
memotret dan melaporkan langsung kondisi penanganan pandemi di lapangan.

“Untuk memberikan informasi yang utuh bagi publik, pekerja media tetap perlu
melakukan observasi dan konfirmasi realitas di lapangan, tidak cukup hanya
melalui ruang Zoom atau telepon,” kata Wenseslaus Manggut, Ketua Umum AMSI di
Jakarta, Jumat (23/7/2021).

Saat gelombang ketiga pandemi melanda Indonesia, yang saat ini jumlahnya
mencapai 3 juta jiwa, dan jumlahnya bertambah cukup signifikan dalam satu
bulan terakhir, di antara pasien terpapar itu adalah pekerja media dan
keluarganya.

Kondisi ini berdampak pada kelangsungan produktivitas media dalam memenuhi hak
informasi publik. Ketika pekerja media terpapar atau keluarganya, berarti
mereka harus berhenti melakukan tugas lapangan, setidaknya selama satu bulan
untuk perawatan dan pemulihan.

Seperti halnya warga lainnya, para pekerja media tersebut, tidak selalu mudah
mendapatkan akses layanan kesehatan saat kondisi puncak pandemi seperti
sekarang ini.

Karena itu sebagai organisasi yang menaungi 300 lebih media online di
Indonesia, AMSI berinisiatif membentuk Tim AMSI Crisis Center Covid-19.

Tim ini akan membantu pekerja media dan keluarganya yang terpapar Covid-19,
agar mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai dan melewati masa
pemulihan dengan baik.

AMSI Crisis Center Covid-19 akan dipimpin Koordinator Utama yaitu Upi
Asmaradhana (CEO KGI Network), dengan melibatkan pengurus AMSI pusat dan
daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti: dokter, psikolog,
agamawan dll.

Kalangan dokter yang telah menyatakan kesediaannya yaitu: dr. Tonang Dwi
Ardyanto, SpPK, PhD (Direktur RS Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta),
dr. Khoirul Hadi, SpKK (Dokter spesialis di Solo dan sekaligus penyintas
Covid-19, dr. Adib Khumaidi, SpOT. (Ketua Terpilih PB IDI & Ketua
Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia), dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH
(Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI & Ketua Masyarakat Hukum
Kesehatan Indonesia), dr. Ulul Albab, SpOG. (Sekjen POGI JAYA).

Kalangan psikolog yang menyatakan mendukung tim ini adalah Susatyo Yuwono,
S.Psi., M.Si. (Ketua HIMPSI Solo), Tim Psikolog Sadari.id, Elok Farida
Husnawati, S.Psi. (HRD PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT).

Upi Asmaradhana, Koordinator Utama AMSI Crisis Center Covid-19 menyebutkan,
dari kelompok swasta yang bersedia memberikan dukungan adalah Pyridam Farma,
dan jaringan Siloam Hospitals Group.

“Saat ini Tim Crisis Center terus menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak
lainnya,” ungkap Upi.

AMSI Crisis Center COVID-19 ini akan berupaya membantu pekerja media sejak
pertama terpapar dengan memberikan edukasi penanganan pertama serta berupaya
memberikan bantuan yang diperlukan, sesuai ketersediaan bantuan dan jaringan
di pusat maupun daerah.

“Tujuannya untuk membantu pemulihan dan menekan fatalitas,” tandasnya.

Saat ini data yang kami terima, di Jawa Timur saja setidaknya 38 pekerja media
telah meninggal selama masa pandemi. “Banyak lagi yang masih dalam perawatan
baru terpapar,” kata Upi menambahkan.

AMSI Crisis Center COVID-19 ini akan diluncurkan pada Selasa (27/7) pekan
depan. Tidak hanya memberikan bantuan pada yang terpapar, AMSI Crisis Center
COVID-19 juga akan mendata para penyintas COVID-19 yang layak memberikan donor
darah konvalesen.

Untuk itu AMSI memanggil banyak pihak dari kalangan ahli dan korporasi swasta,
di berbagai daerah, yang memiliki kepedulian, berkolaborasi mendukung
penanganan dan pemulihan para pekerja media, agar media tetap bisa bekerja
memberikan informasi yang dibutuhkan publik.

Karena bagaimanapun keberadaan media yang dapat memberikan berita yang akurat,
tergantung pada para pekerjanya.

“Dukungan bagi pekerja media ini diperlukan, agar masyarakat mendapatkan
informasi perkembangan penanganan pandemi COVID-19 dengan akurat dan
pemerintah dapat mengambil langkah penanganan pandemi dengan tepat,” ujar
Upi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini