Bertarung Keras di Pilpres, Prabowo: Ini Tuntutan Politik dan Demokrasi

13 Juli 2019, 19:28 WIB
IMG 20190713 WA0010
Prabowo saat bertemu Presiden RI terpilih periode 2019-2024 Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta/biro pers setpres

Jakarta – Prabowo Subianto mengakui pertarungan keras dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019 tak bisa dihindarkan karena merupakan tuntutan politik dan demokrasi. Meski demikian, hal itu dilakukan dalam konteks berdemokrasi dan kerangka NKRI. Prabowo menegaskan, dirinya dan Presiden Joko Widodo adalah sahabat.

Meski keduanya bersaing saat berkontestasi di pilpres 2019, atau pun saat ia melontarkan kritik, hal tersebut menurutnya adalah tuntutan politik dan demokrasi.

“Jadi kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengkritik itu tuntutan politik dan demokrasi,” tegas Prabowo saat bertemu Presiden RI terpilih periode 2019-2024 Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, (13/7/2019).

Dia melanjutkan, sesudah berkompetisi dan bertarung dengan keras, semua tetap dalam kerangka keluarga besar Republik Indonesia.

IMG 20190713 WA0012
Presiden Jokowi dan Prabowo berbincang hangat di atas MRT/biro pers setpres

“Kita sama-sama anak bangsa, kita sama-sama patriot, dan sama-sama ingin berbuat terbaik untuk bangsa,” tuturnya. Prabowo berujar bahwa ia paham jika banyak hal yang masih harus diperbaiki. Tetapi menurutnya, jika di antara pemimpin memiliki hubungan yang baik, maka mereka bisa saling mengingatkan.

“Kalau beliau mau ketemu saya ya saya akan manfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama,” katanya menegaskan. Pertemuan dengan Jokowi, diakuinya.

Meski seolah-olah tidak formal, namun memiliki suatu dimensi dan arti yang sangat penting. Ada yang bertanya kenapa dirinya belum mengucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai presiden 2019 2024.

“Saya katakan saya ini bagaimana pun ada ewuh pekewuh, ada toto kromo._ Jadi kalau ucapan selamat maunya langsung tatap muka,” ucap Prabowo disambut tawa yang hadir. Untuk itu, Prabowo mengucapkan selamat bekerja kepada Jokowi. Menjadi presiden itu mengabdi. Masalah yang dipikul besar.

IMG 20190713 WA0011
Pertemuan Jokowi dan Prabowo berlanjut sampai makan siang/biro pers setpres

“Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kita mengkritisi bapak sekali-sekali,” imbuhnya. Dalam kesempatan itu, baik Prabowo maupun Jokowi, mengajak seluruh rakyat untuk merajut kembali persatuan sebagai saudara sebangsa dan se-tanah air.

“Setelah pilpres usai, silaturahmi antara saya dan Pak Prabowo bisa kita lakukan pada pagi hari ini. Alhamdulilah, sekali lagi sebagai sahabat, kawan, dan saudara,” tukas Jokowi.

Kepala Negara, berterima kasih atas pengaturan sehingga bisa bertemu dengan Prabowo. Pihaknya berharap agar para pendukung juga melakukan hal yang sama karena semua adalah saudara sebangsa dan setanah air.

Keduanya berharap, pertemuan ini bisa ditiru pendukung masing-masing dan membuat mereka bersatu kembali tanpa ada istilah “cebong” untuk pendukung Jokowi dan “kampret” untuk pendukung Prabowo.

Tidak ada lagi yang namanya 01 tidak ada lagi yang namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya ‘cebong’. Tidak ada lagi yang namanya ‘kampret’. “Yang ada adalah garuda. Garuda Pancasila, marilah kita rajut, kita gerakkan kembali, persatuan kita sebagai sebuah bangsa,” ajak Jokowi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini