BI Minta Penguatan Peran Perumda Jaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Pangan di Bali

Dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan di Bali Bank Indonesia meminta peran Perumda pangan.diperkuat.

8 Juni 2023, 06:30 WIB

DenpasarBank Indonesia (BI) meminta peran Perumda Pangan diperkuat dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan di Bali.

Melansir rilis BPS Provinsi Bali, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja)
pada Mei 2023 sebesar 0,34% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,04%, mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyatakan, inflasi bulan Mei tersebut masih lebih rendah dibandingkan inflasi Mei tahun sebelumnya (0,71%, mtm). Secara tahunan, inflasi gabungan
dua kota melandai dari 4,45% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 4,07% (yoy) pada Mei 2023.

“Berdasarkan komoditasnya, terjadinya inflasi disebabkan oleh kenaikan harga daging ayam ras, canang
sari, air kemasan, daging babi, dan bawang merah,” ungkapnya darj keterangan tertulis Kamis 8 Juni 2023.

Kenaikan harga daging ayam ras terutama disebabkan oleh
peningkatan harga pakan, sedangkan kenaikan harga canang sari akibat peningkatan permintaan untuk rangkaian perayaan HBKN Saraswati dan Pagerwesi.

Adapun kenaikan harga air kemasan disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat pembatasan operasional truk sumbu tiga pada periode mudik lebaran akhir April

  1. Meski demikian, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan dengan menurunnya harga angkutan udara,
    cabai rawit, baju anak, angkutan antar kota, dan cabai merah.

Harga cabai rawit dan cabai merah turun
didorong peningkatan produksi sejalan dengan periode musim panen. Sementara itu, penurunan tarif angkutan
udara sejalan dengan tren penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan pasca liburan HBKN Idulfitri.

Pada Juni 2023, risiko yang perlu diwaspadai antara lain tren kenaikan harga pakan ternak yang
berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras, kemudian pencairan
gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan peningkatan wisatawan (domestik dan mancanegara)
berpotensi mendorong kenaikan permintaan barang dan jasa.

Sementara itu, berakhirnya musim panen bawang
merah di sentra produksi yang ada di Bali dan NTB, serta keterbatasan pasokan bawang putih impor berpotensi
menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga pada Juni 2023.

Di sisi lain, masih berlanjutnya musim panen cabai
rawit dan cabai merah, serta penurunan harga BBM non-subsidi diprakirakan menjadi faktor penahan laju inflasi
Juni 2023.

TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui
kerangka 4K.

Beberapa upaya telah dilakukan antara lain melalui pembentukan Paiketan Perumda Pangan
se-Bali untuk memperkuat peran Perumda Pangan dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga
pangan di Bali.

Selain itu, memperkuat dan memperluas Kerja sama Antar Daerah (KAD) dalam Provinsi Bali dan dengan wilayah di luar Provinsi Bali, serta melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga.


Berita Lainnya

Terkini