JEMBRANA – Usaha kripik singkong kerap terkendala cuaca yang tidak menentu seperti kerap turun hujan menyebabkan sulitnya mendapatkan singkong berkualitas baik sehingga sering didatangkan dari Jawa. Seorang penjual kripik singkong asal Pekutatan Kabupaten Jembrana, Wayan Mudita mengatakan, singkong kualitasnya tidak baik rasanya agak pahit dan keras.
“Disini susah dapat singkong yang baik sehingga kita sering beli dari pengepul dari Jawa,” katanya belum lama ini. Hal senada dikatakan pengusaha kripik singkong rumahan Putu Ekarini (40) dari Banjar Munduk Desa Pohsanten Mendoyo Jembrana.
Usaha yang digelutinya sejak 10 tahun itu, sangat mengandalkan singkong atau kripik harus dipilih yang baik. Ketimbang usaha lainnya, dia mengaku bahan lebih mudah dibandingkan lainnya. Hanya saja, kadang susah dapat singkong yang baik dan sering didatangkan dari Jawa.
Dia sempat berhenti empat bulan produksi kripik karena singkong susah didapat. Namun belakangan singkong cukup banyak datang dari Jawa. Untuk harga singkong dipatok Rp 2000 per kilogram dan dalam sehari mampu memproduksi 50 kg kripik singkong dengan minyak dihabiskan 5 kg.
“Rata-rata modal produksi kripik 50 kg Rp 200 ribu itu sudah termasuk bumbu kripik,” sebutnya. Harga kripik per bungkus Rp 1000 dengan keuntungan diperoleh rata-rata Rp 150 ribu. (put)