Dosen STIKOM Bali Raih Dokor di Yamaguchi University Jepang

1 April 2016, 04:30 WIB

Kabarnusa.com
Setelah sebelumnya STIKOM Bali memiliki dosen dengan kualifikasi doktor
jebolan berbagai universitas ternama baik di dalam negeri maupun luar
negeri, kini satu lagi dosen STIKOM Bali berhasil meraih gelar doktor.

Dosen
STIKOM Bali I Gde Putu Wirarama Wedashwara ST MT Ph.D belum lama ini
meraih gelar doktor  di Faculty of Science and Engineering  Yamaguchi
University, Jepang.

Hal ini semakin membuat STIKOM Bali menjadi
perguruan tinggi IT di Bali & Nusa Tenggara dengan kompetensi dan
kualifikasi pengajar yang mumpuni di bidang Teknologi Informasi.

Pria kelahiran Denpasar 19 September 1984 ini menyelesaikan studinya tepat tiga tahun (dari Maret 2013 – Maret 2016).

Dalam
disertasinya tentang Data Mining Evolusioner untuk Klasterisasi Basis
Data, Wedashwara menyimpulkan, klasterisasi merupakan metode klasifikasi
pola tanpa pengawasan (unsupervised) yang mengelompokkan pola menjadi
beberapa kelompok baru berdasarkan kesamaan  antarpola.

Basis
data merupakan salah satu input yang umum digunakan untuk proses
klasterisasi. Klasterisasi pada basis data melibatkan struktur basis
data sebagai pola matriks dua dimensi yang terdiri dari atribut(fitur)
dan catatan(data).

Menurut Wedashwara, klasterisasi basis data
berbasis aturan (rule based) merupakan konsep baru yang diusungkan oleh
penelitian ini untuk pemrosesan klasterisasi basis data dengan membuat
beberapa aturan penempatan kelompok berdasarkan pola yang sering
ditemukan pada basis data sumber secara otomatis.

Kelebihan
klasterisasi basis data berbasis aturan adalah selain memproses
klasterisasi basis data, juga bisa mengekstrak pola pada basis data
sumber secara hirarki sebagai bentuk aturan (rule).

Dia
mejelaskan, klasterisasi basis data berbasis aturan yang diusungkan pada
penelitian ini diproses dengan menggunakan Genetic Network Programming
(GNP) yang merupakan turunan dari komputasi evolusioner (Evolutionary
Computation).

GNP memproses data input dengan genetik yang
berbentuk jaringan (network) yang memiliki keunggulan dapat menghasilkan
banyak proses dan keputusan (judgement) melalui putaran pada jaringan
dengan struktur yang kompak.

Pada klasterisasi basis data pada
penelitian ini, GNP mengekstrak aturan-aturan berdasarkan pola yang
sering terjadi pada basis data sumber dan mengelompokkannya berdasarkan
persamaan antar aturan.

GNP juga menghasilkan hirarki aturan pada setiap kelompok yang terdiri dari aturan umum hingga aturan yang sangat spesifik.

Sehingga
penelitian ini tidak hanya menghasilkan kualitas klasterisasi yang baik
tetapi juga penjabaran struktur basis data sumber secara detail.

Performa klasterisasi dievaluasi menggunakan dua metode yaitu metode silhouette dan persentase akurasi (accuracy rate).

Pada
beberapa simulasi metode klasterisasi yang diusungkan oleh penelitian
ini menghasilkan hasil rata-rata terbaik untuk basis data yang diunduh
dari UCI machine learning repository (http://archive.ics.uci.edu/ml/)
terhadap metode klasterisasi konvensional lainnya seperti Fuzzy C means,
K-means, Hierarchical Clustering dan sebagainya.

Disebutkan,
penelitian dibagi menjadi empat subtopik dan menghasilkan  enam
publikasi, yakni empat publikasi konferensi internasional dan dua jurnal
internasional.

Antara lain subtopik tentang Evolutionary Rule
Based Clustering Using Combination of GeneticNetwork Programming and
Knapsack Problem.

Itu  bisa dilihat dalam  “Wedashwara,
W., Mabu, S., Obayashi, M., & Kuremoto, T. Genetic Network
Programming and Knapsack Problem Implementation for Record Clustering on
Distributed Database, Expert Systems with Applications, An
International Journal, (2014).

3”. Subtopik tentang Evolutionary
Rule Based Clustering Using Fuzzy Object Oriented Database Models dapat
disimak dalam “Wedashwara, W., Mabu, S., Obayashi, M., & Kuremoto,
T. Evolutionary Rule Based Clustering for Making Fuzzy Object Oriented
Database Models, The Forth International Congress on Advanced Applied
Informatics, pp. 517—522.

Pembina Yayaaan Widya Dharma Santhi
yang menaungi STIKOM  Bali Prof. Dr. I Made Bandem, MA menyambut gembira
kelulusan dosennya ini.

“Ini satu hal yang sangat penting dalam
pengembangan SDM STIKOM Bali dalam rangka pengembangan perguruan
tinggi. Karena sesuai aturan, seorang dosen minimal berijazah S2 apalagi
ini S3,” kata Prof. Bandem.

Menurut Prof. Bandem,  Wirarama Wedashwara yang  meraih gelar doktor di Jepang memiliki nilai plus. 

“Kita
tahu Jepang  adalah negara industri yang teknologinya sangat maju.
Kembalinya Wedashwara diharapkan  dapat menularkan ilmunya untuk
kemajuan STIKOM Bali dan masyarakat Bali pada umumnya,” pungkas Prof.
Bandem. (rsn)

Berita Lainnya

Terkini