Duta Pertama Indonesia, Marsya Gusman Raih Miss Internet 2017

30 April 2017, 06:05 WIB
Marsya Gusman
Miss Internet 2017 Marsya Gusman (foto:istimewa)

NUSA DUA – Marsya Gusman gadis cantik asal DKI Jakarta berhasil meraih gelar Miss Internet Indonesia 2017 yang dihelat Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Inaya Hotel Nusa Dua Bali, Minggu (30/4/17) dinihari.

Penghargaan itu layak disematkan kepada Marsya karena tidak hanya memahami seluk-beluk dunia internet, tetapi juga berjiwa pengusaha. Marsya merupakan salah satu dari lima finalis yang mewakili DKI Jakarta dalam ajang kontes kecantikan yang unik ini, setelah sebelumnya mengalahkan 60 kontestan lainnya dari ibu kota.

Pada acara Grand Final Miss Internet 2017 di Hotel Inaya Putri, Nusa Dua, Bali, APJII menyeleksi 36 finalis dari 12 provinsi untuk menampilkan kemampuannya dalam keserasian berbusana, kepercayaan diri dan kemampuan dalam memberikan edukasi tentang Internet dalam bentuk presentasi.

Dia tidak menyangka, sebetulnya bisa sampai di acara Grand Final di Bali saja sudah bersyukur. Finalis dari daerah lain sangat cerdas, pintar dan cantik. “Mereka adalah yang terbaik dari masing-masing daerahnya,” ungkap Marsya, yang juga pernah menyabet gelar Miss Earth Best Talent 2016.

Miss Earth adalah kontes kecantikan tahunan berskala internasional bertema lingkungan hidup dan bertujuan mempromosikan kepada publik kepedulian dan kepekaan masalah lingkungan Internet for Everyone

Mengusung tema ‘Internet for Everyone’, Marsya berhasil memukau para juri dengan presentasi yang dibuat hanya dalam waktu 7 menit di hadapan para juri, hadirin dan pendukung para finalis di Hotel Inaya Putri.

Perempauan usai 23 tahun bergelar Bachelor of Business dari Deakin University di Melbourne, Australia, Internet seharusnya bukan hanya istilah-istilah asing buat publik, seperti ISP (Internet Service Provider), bandwith, tapi seharusnya adalah sesuatu yang mudah di pahami publik dari semua kalangan.

Duta Badan Narkotika Nasional (BNN) ini berencana mengkampanyekan internet sehat dan positif untuk publik, dan melakukan edukasi untuk membuat Internet bukan hanya tempat narsis di media sosial.

Saat%2B3%2Bfinalis%2Bditugaskan%2Bmembuat%2Bpersentasi%2Bpower%2Bpoint%2Bdalam%2B7%2Bmeni

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) Semuel “Sammy” Abrijani Pangerapan mengatakan Miss Internet Indonesia 2017 merupakan duta pertama Indonesia.

Nantinya, Miss Internet akan mengemban tugas penting mengedukasi masyarakat untuk menjelaskan manfaat Internet dan supaya orang dapat menggunakan teknologi dunia maya tersebut dengan lebih cerdas, produktif dan kreatif.

“Sekarang Indonesia sedang bertransformasi ke dunia digital. Ada tiga komponen yang perlu di perhatikan dalam transformasi ini, yakni komponen masyarakat, bisnis dan pemerintah. Program seperti ini penting untuk komponen masyarakat,” ungkap Semuel, yang merupakan mantan ketua Umum APJII periode 2012-2015.

Karenanya, Miss Internet juga di harapkan membantu program pemerintah melawan hoax, dan mengkampanyekan internet sehat.

Menurutnya, jika berfikir menggunakan internet secara positif, kreatif dan cerdas, pasti nggak berfikir negatif lagi. Kita sedang bertransformasi, kalau kita mikir yang negatif, begitu kita sadar kalau ternyata internet banyak sekali manfaatnya, ternyata kita sudah ketinggalan jauh. “Jadi tidak bisa merasakan lagi manfaat positifnya baik untuk bisnis maupun hal lain,” sambung Sammy.

Diketahui, pada Grand Final di Bali, APJII juga mengumumkan tiga besar finalis dalam ajang kecantikan unik ini, yakni Hasthi N.M. yang merupakan finalis dari DI Yogyakarta dan Dinda Saraswati, finalis dari Jawa Tengah. Kedua finalis ini bisa menggantikan tugas Marsya seandainya berhalangan.

Ajang Miss Internet Indonesia 2017, yang mengangkat tema “Pesona Kecerdasan Merah Putih di Dunia Internetku” merupakan pertama kalinya APJII mengadakan kontes secara nasional, setelah sukses menyelenggarakan Miss Internet Bali selama 3 tahun berturut-turut.

Tahun ini, APJII melibatkan 12 propinsi di Indonesia yang merupakan wilayah kerjanya, yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali dan Sulawesi Utara. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini